Nasib Pelukis di Jalan Braga, Mereka Semakin Sulit Menjual Karyanya di Tengah Pandemi
NAMANYA Ade Rahmat. Ia adalah seorang pelukis jalanan yang sudah puluhan tahun mangkal di Jalan Braga, Kota Bandung.
Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: Januar Pribadi Hamel
"Saya tidak melukis secara abstrak," katanya.
Yang cukup mengagumkan dari kisah Ade adalah bahwa ia mengaku memiliki sejumlah lukisan “warisan” dari Basuki Abdullah dan Affandi seperti lukisan berjudul Nyi Roro Kidul dan Bunga Matahari.
Lukisan-lukisan ini menyatu bersama lukisan berharga lainnya di galeri Ade di kawasan Kopo.
"Tapi khusus untuk lukisan warisan Basuki Abdullah dan Afandi, saya tidak akan pernah menjualnya. Itu amanat dari beliau kepada saya," ujarnya.
Pedagang lukisan lainnya, Asep Saepudin (25), merasakan hal yang sama dengan Ade. Aduh sekarang mah sepi kalau dibandingkan dulu," ujar Asep.
Menurut Asep, sebagai perbandingan, jika dulu menjual 12 lukisan dalam satu bulan bisa dicapai dengan relatif mudah, maka sekarang menjual satu lukisan pun terasa sangat sulit.
Apalagi dia hanyalah seorang pedagang lukisan, bukan sebagai pembuat lukisan yang bisa "nyambi" ke hal-hal yang lain yang berhubungan dengan seni rupa.
"Saya mah selama ini konsinyasi saja. Jual titip, saya yang jualin," kata Asep.
Asep mengaku bahwa ia mulai menjadi pedagang lukisan dalam beberapa tahun terakhir saja.
Sebelumnya ia hanyalah seorang karyawan atau pegawai biasa. Setelah berhenti dari pekerjaannya, ia mencoba menjadi pedagang lukisan di Jalan Braga.
"Kondisi sekarang memang sangat jauh berbeda dibanding dulu-dulu.Dulu selalau ramai (laris manis menjual lukisan), nggak seperti sekarang," katanya.
Asep hanya berharap bahwa kondisi ini akan segera pulih dan bisa kembali seperti kondisi sebelumnya ketika pandemi belum datang.
"Pastinya sih saya selalu berharap keadaan akan cepat normal seperti dulu, kasian kalau sekarang mah, hampir semua sektor terganggu, apalagi bagi penjual lukisan," katanya (*)
VIDEO PILIHAN TRIBUN JABAR