Persib Bandung
Pelatih Persib Bandung Pertanyakan Soal Kepemimpinan: Kita Harus Beradaptasi dengan Covid-19!
Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, mengatakan, alasan pandemi Covid-19 tidak seharusnya membuat kompetisi sepak bola di Indonesia terhenti.
Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Hermawan Aksan
Robert Alberts, menilai ketidakpastian kompetisi Liga 1 2021 memiliki dampak yang sangat besar bagi sepak bola Indonesia.
Menurut pelatih asal Belanda itu, motivasi dan mental pemain sudah menurun karena dihadapkan pada situasi yang sangat sulit selama berbulan-bulan.
Mantan pelatih PSM Makassar itu menuturkan, Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang tidak menjalankan kompetisi karena Covid-19.
Padahal, di seluruh belahan dunia lainnya, negara sudah beradaptasi dengan memutar kembali kompetisi sepak bola profesional di tengah pandemi.
"Setiap kami mempersiapkan tim lagi karena ada janji liga akan dimulai lagi, pada akhirnya dibatalkan seperti sejak September tahun lalu, bahkan hanya dua hari sebelum liga dimulai," ucapnya.
Dia memahami bahwa menggelar kompetisi di tengah pandemi seperti sekarang ini bukanlah perkara yang mudah.
Perlu kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan dari pemain, suporter hingga federasi agar kompetisi bisa berjalan dengan lancar dan aman.
Namun tantangan itu sudah bisa terjawab ketika liga-liga di dunia kembali bergulir.

Bahkan kompetisi Euro 2020, Copa America 2021, hingga Olimpiade yang melibatkan banyak negara bisa berjalan dengan baik.
Piala Menpora 2021 yang bergulir beberapa waktu lalu di Indonesia pun bisa berjalan dengan sangat baik dan aman.
"Saya terus kembali ke pertanyaan yang sama, 'Kenapa tidak ada yang berjuang untuk kasus kami ini?'," katanya.
Selama masa PPKM Darurat, 3 sampai 20 Juli 2021, para pemain Persib Bandung melakukan latihan secara mandiri.
Para pemain diberi program latihan untuk dilakukan di kediaman masing-masing agar kondisi fisik bisa tetap terjaga.
Robert Alberts mengatakan, Febri Hariyadi dan kawan-kawan diberi program latihan dengan media video.
"Awalnya, memang kami memberikan program dengan memberikan video dan itu disetel untuk mencapai denyut jantung tertentu," ujar Robert.
"Jadi kami bisa memantau bagaimana denyut jantung, jarak yang ditempuh, dan intensitasnya."