PPKM di Bandung Barat
Dampak PPKM di Bandung Barat, Suami Istri Ini Jual Panci Hingga Rice Cooker untuk Beli Beras
Dampak PPKM Darurat dan PPKM Level 3 di Kabupaten Bandung Barat dirasakan betul oleh pasangan suami istri Ruslan Permana (31) dan Novi Sovianti (33).
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Hermawan Aksan
"Jual rice cooker Rp 5 ribu ke tukang rongsok."
"Kalau speaker Rp 50 ribu."
"Uangnya buat beli beras dan jajan anak-anak."
"Makanya saya netes air mata kalau anak minta jajan juga."
"Saya juga malu karena sering dikirim beras sama saudara," ujarnya.
Meski perekonomiannya sudah berada di ujung tanduk, ironisnya lagi, keluarga ini belum pernah mendapat uluran bantuan apa pun dari pemerintah karena salah satu masalahnya adalah domisili.
Sebab, meskipun ia dan keluarganya sudah dua tahun tinggal di Cisarua, Bandung Barat, kartu keluarganya (KK) masih Kota Cimahi.
"Bantuan gak ada selama pandemi Covid-19, katanya harus bikin surat pindah," kata Novi.
Rencananya, untuk ke depan, ia bakal menjual rumah yang saat ini ditinggalinya selama dua tahun terakhir.
Novi dan keluarganya akan tinggali kembali di Kota Cimahi untuk mencari peluang mendapatkan pundi-pundi rupiah.
"Mau pindah lagi ke Cimahi karena kalau di sana bisa jualan atau apa yang penting bisa melanjutkan hidup," ujarnya. (*)