Obat di Subang Mahal, Oseltamivir Sebelumnya Rp 22 Ribu, Kini Rp 75 Ribu, Bupati Janji Membereskan
Sejumlah obat di Subang mahal dan langka selama Masa PPKM darurat Jawa Bali.
Penulis: Irvan Maulana | Editor: Kisdiantoro
Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Subang, Irvan Maulana
TIBUNJABAR.ID, SUBANG - Sejumlah obat di Subang mahal dan langka selama Masa PPKM Darurat Jawa Bali.
Padahal harga obat telah diatur Menteri Kesehatan mengenai Harga Eceran Tertinggi (HET) obat secara nasional. Ternyata hal itu tak berlaku di toko-toko obat di Subang.
Irwan Setiawan Warga Cibogo Kabupaten mengaku bahwa ia merasa kesulitan mencari obat berdasarkan resep dokter.
"Saya kemarin mencarikan obat untuk bibi saya, ternyata obatnya mahal dan sulit dicari," ujar Irwan ketika diwawancara Tribun di Alun-Alun Subang, Jumat (9/7/2021).
Ia mengaku harga obat yang telah dibelinya naik drastis, "Saya kemarin beli Oseltamivir, dua bulan lalu harganya masih Rp 22 ribu per tablet, kemarin saya ditawari harga Rp 55 ribu di salah satu apotek di daerah Otista," kata dia.
Baca juga: Dalam 20 Hari, Tempat Tidur Pasien Covid-19 di Rumah Sakit di Jabar Bertambah Sekitar 4.000 Unit
Mengetahui harga obat tersebut terlampau mahal, Irwan mengurungkan niat untuk membeli obat tersebut, lantas ia mencari toko obat lain, "Agak siang saya cari tanya lagi di Apotek Karanganyar ternyata harganya Rp 65 ribu, itupun hanya ada 5 tablet waktu itu saya butuhnya 7 tablet. Saya gak jadi lagi beli obat itu," imbuhnya.
Lantas Irwan kembali ke apotek di daerah Otista yang sebelumnya menawarkan harga Rp 55 ribu.
Namun nasib baik tak berpihak pada Irwan, sekembalinya ia ke apotek tersebut obatnya sudah habis diborong pembeli lain.
"Agak sore saya dapat di apotek Ciereng Sumber Jaya Ciereng, harganya Rp 75 ribu terpaksa saya beli, karena setelah berkeliling ke 8 apotek di Subang saya tidak juga dapat harga yang murah, daripada kehabisan," kata Irwan.
Baca juga: Dampak PPKM Darurat, Pilkades di Bandung Barat Harus Ditunda, Ini Penjelasan Hengky Kurniawan
Kondisi tersebut jelas dikeluhkan Irwan, ia mengatakan jika harga obat tak seharusnya naik, "Kemarin kan sudah diatur Menkes kalau HET obat itu jelas, saya baca berita harga Oseltamivir cuma Rp 26 ribu pertabletnya, kenapa sekarang malah naik," ujarnya.
Terpisah, Bupati Subang Ruhimat juga memberikan tanggapan terkait mahal dan langkanya obat di Subang, ia juga berencana akan melakukan sidak ke beberapa toko obat di wilayah Subang.
"Saya dapat informasi juga begitu," ujar Ruhimat ketika dikonfirmasi Tribun di Rumah Dinas Bupati Subang, Jumat (9/7/2021).
Ia merasa prihatin atas peristiwa kelangkaan dan kenaikan harga obat tersebut, "Saya pastikan kita akan sidak kebeberapa tempat toko obat. Mudah-mudahan bisa awal pekan depan," ucapnya.
Foto
Dewi kasir apotek haramay jalan Otto Iskandar Dinatta Kabupaten Subang saat melayani pembeli