Petugas Pemulasara Jenazah Covid-19 di RSUD Ciereng Subang Mogok, Wagub Minta Pemkab Beri Perhatian

Wagub Jabar meminta Pemkab memerhatikan petugas yang berkaitan dengan penanganan Covid-19. Ia juga meminta petugas pemulasara di Subang tak mogok.

Tim Humas Uu Ruzhanul Ulum
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum. Ia meminta bupati dan wali kota lebih memerhatikan kesejahteraan petugas yang menangani Covid-19. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta setiap kepala daerah di Jawa Barat untuk memberi perhatian lebih terhadap kesejahteraan para tenaga kesehatan dan tenaga di bidang lainnya yang berkaitan langsung dengan penanganan Covid-19, termasuk para pemulasara dan petugas pemakaman jenazah pasien Covid-19.

Mengenai kabar yang menyatakan sejumlah pemulasara di Kabupaten Subang yang belum mendapat insentif atas pekerjaan mereka memulasarakan jenazah pasien Covid-19, sampai berujung mogok bertugas, Uu Ruzhanul meminta kepala daerah segera berkoordinasi dengan yang bersangkutan.

"Kalau perlu, bupati atau wali kota berkoordinasi dengan kami di Pemprov Jabar, mengenai insan-insan yang bertugas menangani Covid-19 ini. Pemerintah Provinsi Jabar pun tengah membahas honorer untuk penanganan Covid-19 di tengah peningkatan kasus ini," kata Uu saat dihubungi melalui ponsel, Kamis (8/7/2021).

Uu mengatakan para pemulasara atau petugas pemakaman pasien Covid-19 jangan sampai berhenti melakukan tugasnya.

Ia mengatakan jika memang sudah tercatat ditugaskan oleh pemerintah daerah, maka pasti honornya akan dibayarkan walaupun harus menunggu.

"Kami minta para petugas ini untuk yakin, pemerintah adalah lembaga resmi. Mungkin sekarang belum dibayarkan, tapi pasti dibayarkan, mungkin dirapel. Saya minta dengan sangat, jangan berhenti bertugas dalam pekerjaan yang mulia ini," katanya.

Uu menuturkan penanganan Covid-19 adalah sebuah ibadah yang memiliki pahala yang sangat besar bagi yang melaksanakannya.

Karenanya, para petugas ini haruslah didasari oleh keikhlasan, walaupun tetap ada perjanjian mengenai masalah upah atau honornya.

"Kami mohon para petugas bekerja seperti biasa, kami sangat membutuhkan tenaga-tenaga Anda semua. Karena kami yakin, semua dicatat pemerintah. Kami pun meminta pemerintah daerah segera memenangani masalah ini, segera berkomunikasi," katanya.

Uu kembali menekankan bahwa menjadi relawan adalah sebuah pengabdian yang jasanya tidaklah kecil, baik di hadapan Tuhan maupun pemerintah. Karenanya, Uu meminta para petugas tetap bertugas.

Sebelumnya diberitakan, petugas pemulasaraan jenazah di RSUD Ciereng Kabupaten Subang mogok kerja karena tak diberi insentif.

Mereka membuat aksi mogok agar rumah sakit segera mencairkan upah dan insentif mereka selama bekerja.

Kepala pemulasara jenazah Heri Hartono menjelaskan, aksi mogok tersebut dimulai pada Rabu (7/7/2021) kemarin dan berlangsung hingga 14 hari ke depan.

"Selama pandemi ini kami tak juga dapat insentif, jika dihitung total hampir 16 bulan," kata Heri ketika ditemui Tribun di RSUD Ciereng Kabupaten Subang, Kamis (8/7/2021).

Padahal, kata Heri, selama masa pandemi saja di mulai Maret 2020 lalu, mereka telah memulasarakan lebih dari 500 jenazah, baik yang positif Covid-19 maupun yang suspect Covid-19.

"Kami melaksanakan tugas, salah satu tim kami sempat terpapar Covid-19. Dia isolasi mandiri tanpa ada bantuan apapun dari pihak RSUD," kata dia.

Banyak di antara petugas pemulasara merupakan keluarga penuh keterbatasan.

"Mereka tak ada pekerjaan lain, masa selama berbulan-bulan untuk makan sehari-hari saja kami harus berhutang, makan selama di rumah sakit kami bahkan ambil kantong sendiri," ucapnya.

Heri berharap aksi mogok tersebut tak berkepanjangan, dan permintaan insentif mereka agar segera dicairkan, 

"Kami mohon kepada pemangku kebijakan dalam hal ini Direksi di RSUD Subang agar mendengar keluhan kami, sebetulnya kami tak mau aksi ini berkepanjangan," katanya.

Terpisah, Bupati Subang Ruhimat mengatakan bahwa kabar mogoknya tenaga pemulasara jenazah tersebut tidak benar.

"Begini sebenarnya kami mengeluarkan insentif yang tampaknya layak, namun terkait hal itu. Informasi seperti itu menurut saya itu tidak benar," kata Ruhimat ketika dikonfirmasi Tribun di Alun-Alun Subang, Kamis (8/7/2021).

Baca juga: Pemulasara Jenazah RSUD Ciereng Subang Mogok Kerja Karena Tidak Diberi Upah dan Insentif

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved