Kisah Petugas Pemakaman Covid-19, Kini Gali Kubur untuk 40 Jenazah Sehari, Kerja Sampai Subuh
Di tengah meningkatnya kasus Covid-19, petugas pemakaman Covid-19 atau tukang gali kubur menjadi salah satu pihak yang harus bekerja keras.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Seli Andina Miranti
TRIBUNJABAR.ID - Di tengah meningkatnya kasus Covid-19 akhir-akhir ini, petugas pemakaman Covid-19 atau tukang gali kubur menjadi salah satu pihak yang harus bekerja keras.
Jika biasanya dalam sehari mereka hanya menggali dan menguburkan sekitar 10 jenazah, kini saat kasus Covid-19 meningkat, mereka bisa menguburkan sampai 30-40 jenazah.
Hal tersebut diceritakan oleh petugas pemakaman Covid kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Pria yang kerap disapa Kang Emil itu mengunggah cerita petugas pemakaman Covid-19 tersebut melalui akun Twitter-nya @ridwan kamil.
“Sebelum lebaran maksimal 10 jenazah sehari, sekarang bisa 30-40 jenazah. Kerja harus sampai subuh pak,” ujar petugas pemakaman Covid kepada Ridwan Kamil, dikutip TribunJabar.id, Sabtu (26/6/2021).
Ridwan Kamil memang menyempatkan diri untuk menemui para petugas pemakaman Covid-19 itu.
Baca juga: Bupati Anne Ratna Mustika Minta Tambahan Jatah Vaksin Covid-19, Peserta Vaksin di Purwakarta Antre
Di sana, terlihat para petugas terlebih dulu menyiapkan lubang-lubang pemakaman.
Alhasil, ketika jenazah datang, semuanya sudah siap.
"Dari Garut menyempatkan diri memberi dukungan moril & logistik utk para petugas pemakaman Covid yg sdg menyiapkan lubang2 makam agar saat jenazah dtg semua sudah siap," tulis @ridwankamil.
Lebih lanjut, suami dari Atalia itu pun meminta agar masyarakat yang memiliki waktu luang bisa mengirimkan bantuan.
Bantuan bisa berupa makanan atau apa pun yang bermanfaat.
"Jika ada keluangan, para netizen bs kirim bantuan makanan/apapun ke mereka yg tugasnya cukup berat ini. Nuhun," tulisnya.

Berita lain - Kasus Kematian Akibat Covid-19 Melonjak, Petugas Pemulasaraan Jenazah di RSUD Sumedang Kewalahan
Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, menyatakan petugas pemulasaraan jenazah Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang kewalahan melaksanakan pemakaman jenazah pengidap Covid-19 yang jumlahnya terus melonjak.
Ketua Bidang Komunikasi Satgas Penanganan Covid-19 Sumedang Iwa Kuswaeri mengatakan, perkembangan kasus Covid-19 di Sumedang sudah mengkhawatirkan.
Sehingga, kata Iwa, dibutuhkan kepeduliaan dari berbagai pihak untuk saling berbagi, dan gotong royong dalam menghadapi pandemi wabah ini.
"Petugas pemulasaraan di RSUD Sumedang terbatas, namun angka kasus kematian akibat Covid-19 terus bertambah setiap harinya. Mereka (petugas pemulasaraan jenazah) mulai kewalahan," ujar Iwa Kuswaeri kepada Tribun Jabar.id melalui sambungan seluler, Sabtu (26/6/2021).
Baca juga: Seorang Ibu di Cianjur Ditenangkan Polisi karena Menangis Takut Disuntik Vaksin Covid-19
Meski begitu, ujar dia, untuk memutus penyebaran Covid-19, pemulasaraan jenazah yang terkonfirmasi Covid-19 dapat dilakukan oleh petugas Puskesmas terdekat dan atau Pengurus Masjid yang dibekali dengan alat pelindung diri (APD).
"Pemakaman jenazah dilakukan maksimum 4 jam setelah pasien dinyatakan meninggal dunia," tutur Iwa.
Iwa meminta kepada pengurus Masjid di Sumedang agar berkoordinasi dengan petugas kesehatan setempat untuk belajar penggunaan APD lengkap.
Selain itu. ujar dia, petugas di Puskesmas dapat belajar melakukan pemulasaraan jenazah. Sehingga, lanjut Iwa, tidak mengabaikan rukun pemulasaraan jenazah namun tetap aman bagi pertumbuhan resiko Covid-19.
"Mari kita hadapi pandemi Covid-19 ini dengan gotong royong. Masyarakat diwajibkan untuk tetap tidak mengabaikan protokol kesehatan," katanya. (TribunJabar.id/Kiki Andriana)