Cerita Firman, Remaja 20 Tahun Tetap Produksi Model Fesyen di Tengah Pandemi Beromzet Ratusan Juta
Di tengah pandemi Covid-19 yang tak berkesudahan fashion menjadi salah satu industri yang tahan banting. Pelaku fesyen putar otak untuk produksi
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Mega Nugraha
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Di tengah pandemi Covid-19 yang tak berkesudahan, fesyen menjadi salah satu industri yang tahan banting.
Para pengusaha di sektor ini pun terus berinovasi mengikuti zaman agar produknya tetap beredar di pasaran. Salah satu yang berusaha bertahan dari bantingan pandemi Covid-19 adalah Alope yang dikelola pria bernama Muhammaf Firman Faiki (20) sejak 2018.
Baca juga: Momen Haru Ibunda Nike Ardilla Disuapi Amel, Melepas Rindu, Keduanya Menangis dan Berpelukan
Di masa pandemi, mereka mensiasati pemasaran dengan sistem cash on delivery (COD) dan baru diresmikan pada pertengahan 2020.
Menurutnya, Alope sempat terkena dampak pandemi dengan menurunnya penjualan. Saat itu, ia bahkan harus memotong gaji karyawan meski tidak ada yang dirumahkan.
"Untuk menjaga kestabilan, di awal beban produksi besar tapi pendapatan menurun, akhirnya karyawan dipotong gaji tapi gak ada pengurangan," ucap Firman saat berbincang dengan Tribun via ponsel, Jumat (25/6/2021).
Namun tak lama, Firman berstrategi memasarkan produk alas kaki impor dari China yang membantu mendongkrak penjualan Alope. Alope kembali bangkit dan bahkan bisa merekrut karyawan baru.
Firman mengaku yakin bisnis fashion memiliki masa depan yang cerah, terlebih jika pemerintah turut andil.
"Kemarin ada isu produk Cina akan masuk ke Indonesia, dari fashion. Saya juga agak gugup di sini, berat banget," katanya.
Bisnisnya tersebut memiliki spesialisasi di produk alas kaki, seperti sandal dan sepatu pria.
Baca juga: Perusahaan Harus Peduli Saat Pandemi, Ikut Cegah Penyebaran Covid, Jamkrindo Bagikan Paket Kesehatan
Dengan strategi baru di masa pandemi Covid-19, Firman menyebut dia tetap mengeluarkan produk dengan desain baru setiap bulan dengan omzet per bulan mencapai Rp 350 juta sampai Rp 500 juta. Produk-produknya merupakan hasil produksi sendiri yang dikejakan 20 karyawannya.
"Jumlah karyawan ada 20, sedangkan reseller ada 100 sekian di seluruh Indonesia," katanya.
Sandal pria menjadi produk best seller yang diproduksi sebanyak 10.000 pasang per bulannya. Alope juga mampu memproduksi hingga 5.000 pasang sepatu per bulan.
"Kita dapat dari impor dan lokal. Kadang kalau impor lagi susah, kita pakai yang lokal. Impor biasanya dari Cina," katanya.