Gubernur Jabar Akui Varian Delta Sudah Ditemukan di Jabar, Ridwan Kamil; Daya Tularnya 2 Kali Lipat
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengumumkan virus SARS-CoV-2 atau Covid-19 varian Delta (B.1.617) sudah ditemukan menyebar di Jawa Barat.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Siti Fatimah
Penelusuran sementara ini, banyak ditemukan di daerah Kudus dan Bangkalan.
Sejauh ini, penelusuran terkait asal datangnya virus tersebut masih terus dilakukan agar dapat diketahui darimana asalnya.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan untuk memetakan persebaran virus ini, penelitian masih dilakukan melalui metode Whole Genome Sequencing (WGS) atau surveilans meski belum menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga: Virus Corona Varian Delta Sudah Ada di 6 Provinsi, Jumlahnya 148 Kasus, Jawa Barat Termasuk?
"Penelitian memerlukan WGS atau sampel yang jumlahnya lebih besar. Suatu saat nanti, kita bisa menelusuri darimana virus tersebut berasal, darimana masuknya dan menyebar ke mana saja," katanya saat menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Selasa (15/6/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Dijelaskan lebih lanjut, adanya varian dari suatu virus dikarenakan itu adalah upaya virus untuk bertahan hidup.
Proses mutasinya ini akan berlangsung terus menerus apabila potensi penularan tersedia.
Karenanya, jika penularan masih terus berlangsung di tengah masyarakat, maka peluang virus untuk bermutasi masih ada.
Terkait vaksin yang diberikan kepada masyarakat saat ini, Wiku memastikan memiliki efektifitas tinggi karena efikasinya di atas 50 persen terpenuhi.
Meski demikian, penelitian lebih lanjut terkait ini masih terus dilakukan.
Baca juga: Keterisian Perawatan Pasien Covid-19 di Bandung Capai 92,10%, Rumah Sakit Hanya untuk Gejala Berat
Untuk memastikan bahwa vaksin yang digunakan adalah vaksin yang efektif.
"Vaksinasi yang dilakukan harus betul-betul bisa memberikan proteksi kolektif atau herd immunity dari masyarakat yang diberi vaksin," kata Wiku.
Satgas Penanganan Covid-19 Nasional tengah berupaya melakukan percepatan Whole Genum Sequencing (WGS) terhadap Covid-19 di Indonesia untuk menjadi dasar pengambilan kebijakan kesehatan yang tepat.
Hasil WGS digunakan untuk mengendalikan distribusi varian Covid-19 yang menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.
Pemerintah juga berkomitmen mempercepat proses WGS di laboratorium dari yang sebelumnya membutuhkan waktu 2 minggu, menjadi 1 minggu.
"Semakin cepat rentang waktu pemeriksaan ini, diharapkan data yang didapat semakin aktual dan dapat dilakukan penanganan yang cepat," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito saat menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Kamis (17/6).
Baca juga: Ruang Isolasi Pasien Covid-19 di Empat Rumah Sakit di Kabupaten Cirebon Penuh