Feeling Ridwan Kamil Ada, Begini Data dari Litbangkes Mengenai Varian Baru Virus Corona di Jabar
Satgas Covid-19 Jabar tengah meminta informasi dari Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI mengenai ada atau tidaknya Covid-19 varian delta.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
Penelusuran sementara ini, banyak ditemukan di daerah Kudus dan Bangkalan.
Sejauh ini, penelusuran terkait asal datangnya virus tersebut masih terus dilakukan agar dapat diketahui dari mana asalnya.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan, untuk memetakan persebaran virus ini, penelitian masih dilakukan melalui metode whole genome sequencing (WGS) atau surveilans meski belum menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
"Penelitian memerlukan WGS atau sampel yang jumlahnya lebih besar. Suatu saat nanti, kita bisa menelusuri darimana virus tersebut berasal, dari mana masuknya dan menyebar ke mana saja," katanya saat menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers Perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Selasa (15/6/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Dijelaskan lebih lanjut, adanya varian dari suatu virus dikarenakan ada upaya virus untuk bertahan hidup.
Proses mutasinya ini akan berlangsung terus-menerus apabila potensi penularan tersedia.
Karenanya, jika penularan masih terus berlangsung di tengah masyarakat, maka peluang virus untuk bermutasi masih ada.
Terkait vaksin yang diberikan kepada masyarakat saat ini, Wiku memastikan memiliki efektifitas tinggi karena efikasinya di atas 50 persen terpenuhi.
Meski demikian, penelitian lebih lanjut terkait ini masih terus dilakukan. Untuk memastikan bahwa vaksin yang digunakan adalah vaksin yang efektif.
"Vaksinasi yang dilakukan harus betul-betul bisa memberikan proteksi kolektif atau herd immunity dari masyarakat yang diberi vaksin," kata Wiku.
Satgas Penanganan Covid-19 Nasional tengah berupaya melakukan percepatan WGS terhadap Covid-19 di Indonesia untuk menjadi dasar pengambilan kebijakan kesehatan yang tepat.
Hasil WGS digunakan untuk mengendalikan distribusi varian Covid-19 yang menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.
Pemerintah juga berkomitmen mempercepat proses WGS di laboratorium dari yang sebelumnya membutuhkan waktu dua minggu, menjadi satu minggu.
"Semakin cepat rentang waktu pemeriksaan ini, diharapkan data yang didapat semakin aktual dan dapat dilakukan penanganan yang cepat," kata Wiku Adisasmito saat menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Kamis (17/6).
Meski demikian, pemeriksaan strain virus bukanlah kewajiban mutlak pada kasus positif.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/ilustrasi-virus-corona1.jpg)