Kondisi Desa di Subang yang Lockdown: Tidak Ada Aktifitas di Luar Rumah, Pedagang Tidak Boleh Masuk

Belasan warga Desa Kihiyang Kecamatan Binong Kabupaten Subang meninggal setelah terkonfirmasi positif Covid-19.

Penulis: Irvan Maulana | Editor: Mega Nugraha
Tribun Jabar/ Irvan Maulana
Kapolsek Binong, AKP Edy Junaedi Saat Memberikan Sembako di pagar rumah warga Desa Kihiyang Kabupaten Subang yang sedang menjalani isolasi mandiri, Rabu (16/6/2021) 

Laporan Kontributor Tribun Jabar, Irvan Maulana

TIBUNJABAR.ID, SUBANG - Belasan warga Desa Kihiyang Kecamatan Binong Kabupaten Subang meninggal setelah terkonfirmasi positif Covid-19. Sembilan orang meninggal setelah kena Covid-19 klaster hajatan dan sisanya, tiga lagi, sebelum ada klaster hajatan.

Mereka dinyatakan positif Covid-19 lewat klaster hajatan karena diduga tertular setelah menghadiri hajatan.

Desa Kihiyang itu saat ini lockdown karena kasus tersebut. Tercatat jumlah kasus positif aktif di desa itu mencapai 85 orang, 73 diantaranya menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Pantauan Tribun, Rabu (16/6/2021), kondisi kampung terlihat sepi, aktivitas di luar rumah hampir tak ada, bahkan pedagang keliling pun tak diizinkan masuk.

Ironisnya, jumlah kasus tersebut juga dibarengi dengan jumlah kematian. Dari 85 orang positif terindikasi klaster hajatan di desa tersebut, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, Maxi, sudah ada 12 orang yang meninggal. Sembilan diantaranya meninggal sebelum ada klaster hajatan.

Baca juga: Ketidakjelasan Kompetisi, Pelatih Persib Bandung : Ayolah, Fokus Untuk Liga, Mari Serius!

Camat Binong, Aep Saepudin yang juga Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kecamatan Binong mengatakan, pihaknya tiap hari mengecek kondisi warga serta memberikn peringatan secara berkala.

"Kami mengambil langkah penyekatan satu desa, ini merupakan upaya preventif dari kami, setiap hari kami melakukan penyemprotan disinfektan serta memberikan peringatan secara berkala kepada warga," kata Aep keapada Tribun di Deda Kihiyang Kabupaten Subang, Rabu (16/6/2021).

Karena sedang lockdown, pihaknya mengirimkan sembako untuk memastikan kebutuhan makan warga terpenuhi.

"Selain itu kami juga melakukan pembagian sembako,untuk meringankan beban masyarakat yang saat ini tengah menderita musibah positif COVID-19," imbuhnya.

Tercatat hingga hari ini 73 orang sedang menjalani isolasi mandiri, mayoritas dari kasus tersebut, kata Camat merupakan klaster hajatan.

"Sampai hari ini ada 73 orang yang menjalani isolasi mandiri, 9 diantaranya meninggal dunia, memang mayoritas kasus positif meningkat pascahajatan," kata dia.

Baca juga: Mantan Kades di Sumedang Mau Maju Lagi di Pilkades Tapi Keburu Diringkus Karena Sabu-sabu

Adapun sisanya tiga orang lagi yang meninggal, masih warga Desa Kihiyang yang meninggal karena Covid-19 sebelum ada klaster hajatan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, Maxi mengatakan jumlah warga yang meninggal akibat terpapar Covid-19 di Desa Kihiyang hampir setiap terjadi dalam sepekan terakhir ini.

"Hari ini warga yang meninggal akibat terkonfirmasi positif Covid-19 di Desa Kihiyang bertambah 6 orang, dan kemarin 3 orang, minggu lalu juga 3 orang,” ujar Maxi ketika diwawancara Tribun usai rapat Penanganan COVID-19 di Kantor BPBD Jalan KS Tubun Kabupaten Subang, Senin (14/6/2021).

Jumlah warga yang terpapar COVID-19 di Desa Kihiyang sendiri hingga hari ini mencapai 93 orang terkonfirmasi positif COVID-19.

”81 orang masih menjalani Isolasi mandiri di rumah masing-masing, beberapa diantaranya di RSUD. 12 orang diantaranya meninggal dunia,” ujarnya.

Karenanya, Desa Khiyang dinyatakan zona merah dengan jumlah kasus positif tertinggi.

"Yang zona merah itu sekarang ada dua, Desa Kihiyang Kecamatan Binong dan Desa Kasomalang Wetan Kecamatan Kasomalang yang jumlah kasusnya 23 orang," kata dia.

Diketahui sebelumnya akibat peningkatan jumlah kasus kematian positif COVID-19 di Kabupaten Subang, tim pemakaman Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Subang juga kehabisan peti mati.

Sementara Direktur Utama RSUD Ciereng Kabupaten Subang Achmad Nasuhi membenarkan jika Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Subang sempat kehabisan peti mati.

"Memang itu kemarin, hasil rapat tadi hari ini kami sediakan peti mati, supaya nanti bisa digunakan secepatnya," pungkasnya.

Rentenir Bank Emok Tetap Datang ke Desa Kihiyang

Sedang di lockdown satu Desa, warga Desa Kihiyang Kecamatan Binong Kabupaten Subang masih ditagih rentenir Bank Emok.

Hal itu dikatakan bidan Desa Kihiyang Wariah Melianawati. Bidan desa ini mengatakan, ada warga ada mengadu kepadanya pada Rabu pagi (16/6/2021) karena merasa geram atas penagihan bank emok itu.

"Tadi pagi ada beberapa warga yang termasuk dalam satu kelompok nasabah Bank Emok katanya mereka ditagih," ujar bidan desa, Wariah ketika ditemui Tribun di Kantor Desa Kihiyang, Kecamatan Binong, Kabupaten Subang, Rabu (16/6/2021).

Baca juga: Ada Balita Kena Covid-19 di Ruang Isolasi RSUD Majalengka yang Penuh, 8 Pasien Harus Antre di UGD

Ia mengatakan penagihan tersebut seharusnya tidak dilakukan karena saat ini warga yang menjadi nasabah sedang diisolasi mandiri.

"Karena kan akses ke desa ini sedang ditutup. Tahunya mereka datang untuk menagih, seharusnya tidak," kata dia.

Dijelaskan bidan desa Wariah, ia mengadukan laporan warga tersebut kepada pihak Polsek Binong dan Kepala Desa Kihiyang agar dibuatkan surat kepada pihak Bank Emok.

"Tadi sudah saya laporkan kepada pak Kades dan Pak Kapolsek, katanya mereka akan menyurati, saat ini keadaan warga sedang tidak memungkinkan untuk beraktivitas," kata dia.

Dia berharap pihak rentenir bank emok mengerti situasi, karena, dalam saat ini kondisi COVID-19 belum reda di Desa Kihiyang,

"Selama 10 hari kedepan saya harap mereka (Bank Emok) paham, warga kami sedang isolasi, bukan berati hutang itu lunas. Tapi tunggu selama isolasi sampai mereka bisa usaha kembali kemudian bisa bayar setoran jangan ditagih sekarang itu keterlaluan," ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved