Titiek Soeharto: Kalau Masih Hidup, Soeharto Pasti Sedih Lihat Utang Indonesia yang Ribuan Triliun

Satu di antara putri Soeharto, Titiek Soeharto, membahas soal utang Indonesia saat peringatan 1 abad atau 100 tahun Soeharto, Selasa 8 Mei 2021.

istimewa
Presiden Soeharto 

Selain para pejabat negara itu acara haul ini pun dihadiri dua anak Soeharto, Bambang Trihatmodjo dan Siti Hardijanti Rukmana (Tutut Soeharto), serta jamaah dari berbagai wilayah.

Selain itu, acara ini juga disiarkan secara langsung melalui layanan streaming online di ratusan masjid di Indonesia. 

Utang Indonesia Lebih Rp 6.000 Triliun

Utang Indonesia dari tahun ke tahun terus merangkak naik. Kementerian Keuangan mencatat posisi utang Indonesia hingga akhir Desember 2020 mencapai lebih dari Rp 6.074 triliun.

Dalam satu tahun, utang Indonesia bertambah lebih dari satu triliun rupiah, dari akhir Desember 2019 yang tercatat Rp 4.778 triliun.

Penambahan ini sudah diprediksi sejak awal oleh pemerintah karena perlu anggaran sangat besar untuk menangani pandemi Covid-19.

Utang Indonesia di tahun 2020 terdiri dari surat berharga negara yang mencapai Rp 5.221,65 triliun, serta pinjaman sebesar Rp 852,91 triliun.

Utang dalam bentuk pinjaman terdiri dari pinjaman dalam negeri sebesar Rp 11,97 triliun serta pinjaman luar negeri senilai Rp 840,94 triliun.

Baca juga: Kerap Ditanya Kabar oleh Soeharto, Inilah Agus Hernoto, Anggota Kopassus yang Hebat dan Melegenda

Bagaimana dengan tahun ini? 

Pada tahun 2021, pemerintah menargetkan utang baru sebesar Rp 1.654,92 triliun.

Besarnya utang tak lepas dari membengkaknya pengeluaran pemerintah terutama untuk penaganan pandemi Covid-19 yang dialokasikan sebesar Rp 61,84 triliun rupiah atau 2,28 persen dari total belanja pemerintah di 2021.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan APBN 2021 bisa menjadi landasan menghadapi ketidakpasitan ekonomi di tahun 2021.

Pemerintah optimistis dukungan untuk penanganan dampak Covid-19 termasuk soal vaksin bisa membawa perbaikan bagi pemulihan ekonomi nasional.

Peneliti senior INDEF, Enny Sri Hartati, mengingatkan agar pemerintah menghitung apakah jumlah utang ini akan menyehatkan keuangan atau tidak.

Hal itu bisa dilihat dari kemampuan bayar serta risiko utang.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved