Gempa Bumi
15 Gempa Landa Yogya, Jateng & Jatim dalam Sepekan, Bangunlah Rumah Tahan Gempa, Ini Panduannya
Tercatat 15 gempa bumi menggoyang Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dalam sepekan terakhir.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tercatat 15 gempa bumi menggoyang Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dalam sepekan terakhir.
BMKG Yogyakarta menginformasikan hal itu di akun Twitternya.
Pengamatan tersebut dilakukan sejak tangggal 7 Mei sampai 13 Mei 2021.
Kemudian kedalaman gempa bervariasi.
Ada gempa yang terjadi di kedalaman 10 kilometer hingga 208 kilometer.
"Pada periode pengamatan tersebut tidak terdapat gempa bumi dirasakan dan ada peningkatan aktivitas gempa bumi di wilayah Selatan Yogyakarta dan Jawa Timur," tulis unggahan BMKG Yogyakarta di Twitter.

Gempa Kamis Malam
Seperti diberitakan TribunJabar.id sebelumnya, gempa bumi terjadi di Bantul ini terjadi Kamis (13/5/2021) malam pukul 22.07 WIB.
Gempa ini bermagnitudo 3,6.
Pusat gempa hari ini di Bantul berada di laut selatan.
Lokasi tepatnya 97 kilometer barat daya Bantul, Yogyakarta.
Gempa terjadi di kedalaman 10 kilometer.
Melihat kekuatan dan letak gempa terkini ini, kecil kemungkinan lindu dirasakan oleh warga di Bantul.
Berikut ini unggahan BMKG Yogyakarta : "Info Gempa Mag:3.6 SR, 13-May-21 22:07:01 WIB, Lok:8.717 LS,110.02412 BT (97 km BaratDaya BANTUL-DIY), Kedlmn:10 Km ::BMKG-PGR VII."
Bangunan Tahan Gempa
Indonesia memiliki 295 sesar aktif yang berpotensi menimbulkan gempa besar.
Itu sebabnya gempa bumi masih terus mengancam berbagai daerah di negara kita, baik bermagnitudo kecil maupun besar.
Banyaknya korban akibat gempa ditentukan tidak hanya oleh besaran gempanya, tapi juga oleh struktur bangunan tempat kita tinggal.
Untuk itu, diperlukan sosialisasi tentang langkah aman membangun bangunan tahan gempa.
Iman menambahkan, bangunan rumah dibagi menjadi dua jenis, yakni bangunan engineered dan non engineered.

Bangunan engineered merupakan gedung yang dibuat dengan perhitungan khusus.
Umumnya bangunan engineered digunakan pada gedung dua lantai atau lebih.
Bangunan non engineered merupakan gedung satu lantai.
Bangunan tipe ini umumnya dirancang dengan perhitungan ala kadarnya, bahkan dengan material yang digunakan juga tidak diukur.
Buku Saku Panduan
Untuk mengantisipasi jatuhnya korban akibat reruntuhan bangunan rumah, pemerintah membuat buku panduan mengenai “Persyaratan Pokok Rumah yang Lebih Aman”.
Buku ini merupakan hasil kerja sama Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Panduan ini sudah diterapkan di Yogyakarta, Padang, dan Bengkulu saat pembangunan dan rekonstruksi pascagempa.
Iman, yang merupakan salah satu penulis, mengemukakan harapannya agar poster atau buku saku ini bisa dipajang di setiap desa atau kelurahan sehingga masyarakat yang ingin membangun rumah dapat mencontoh.
“Jadi ketika ada masyarakat yang ingin membangun tipe rumah tembok ada guide, mencampur semen satu ember pasirnya harus empat ember. Biasanya masyarakat berlebih mencampur pasir,” tutur Iman.

Panduan membangun rumah
Bahan Bangunan
a. Campuran beton: 1 ember semen, 2 ember pasir, 3 ember kerikil, dan setengah ember air.
- Ukuran kerikil juga harus diperhatikan. Kerikil yang baik memiliki ukuran maksimum 2 milimeter, dengan gradasi yang baik.
- Gunakan semen tipe 1.
- Penambahan air juga dilakukan sedikit demi sedikit, serta disesuaikan agar beton dalam keadaan pulen (tidak encer dan tidak terlalu kental).
b. Mortar : 1 ember semen, 4 ember pasir, dan air secukupnya
c. Fondasi: terbuat dari batu kerikil atau batu kali yang keras.
d. Kayu yang digunakan harus berkualitas baik, keras, berwarna gelap, tidak ada keretakan, dan lurus.
Struktur Utama
a. Ukuran minimum fondasi: Jika keadaan tanah cukup keras, fondasi batu dapat dibuat dengan ukuran:
- Lebar atas: minimal 30 sentimeter
- Lebar bawah: minimal 60 sentimeter
- Ketinggian: minimal 60 sentimeter
b. Balok pengikat/slof
- Ukuran balok: 15 x 20 sentimeter
- Tulangan utama: 10 milimeter
- Tulangan begel: 8 milimeter
- Jarak tulangan begel: 15 sentimeter
- Tebal selimut beton: 15 sentimeter
c. Spesifikasi Kolom
- Ukuran kolom: 15 x 15 sentimeter
- Tulangan utama baja: 10 milimeter
- Tulangan begel baja: 8 milimeter
- Jarak antar begel: 15 sentimeter
- Tebal selimut beton dari sisi terluar: 15 milimeter.
d. Balok Pengikat/Ring

Struktur Atap
a. Bingkai ampig: terbuat dari struktur beton bertulang, dengan ukuran 15 x 12 sentimeter.
b. Ampig terbuat dari susunan bata dengan komposisi adukan 1 semen : 4 pasir, dan diplester.
c. Pada bagian gunung gunung atau ampig terbuat dari pasangan bata yang diplester.
- Tulangan utama: 10 milimeter
- Begel: 8 milimeter
- Tebal selimut beton 1 sentimeter
d. Bahan ringan seperti papan dan GRC (Glassfiber Reinforced Cement) dianjurkan untuk meminimalisir dampak jika ampig roboh.

Dinding
a. Diameter angkur: 10 milimeter, dipasang dengan panjang 40 sentimeter setiap 6 lapis bata.
b. Dinding dilester dengan perbandingan campuran 1 semen : 4 pasir dengan tebal 2 sentimeter.
c. Luas area tembok maksimum 9 meter persegi.
d. Jarak antar kolom maksimum 3 meter.

Pengecoran
a. Pengecoran Beton
- Pengecoran kolam dilakukan tiap 1 meter.
- Pastiken bekisting atau cetakan benar-benar kuat dan rapat. Bekisting dapat dilepas setelah 3 hari.
- Saat pengecoran, beton dimampatkan dengan tulangan atau bambu agar tidak ada celah
b.Pengecoran Balok
- Tulangan dirangkai di atas dinding
- Bekisting pada balok gantung harus diberi penyangga agar kokoh
- Bekisting pada balok yang menempel di dinding dapat dilepas setelah 3 hari. Sedangkan pada balok gantung baru bisa dilepas setelah 14 hari.
Selengkapnya dapat melihat poster di bawah
