Sosok Masitoh, Viral Karang Cerita Mudik Jalan Kaki, Pemberi Ide Hidup di Jalan karena Tak Ada Uang
Pasangan suami istri Dani Rahmat (38) dan Masitoh Ainun (36) mengaku mudik jalan kaki dari Gombong, Jawa Tengah ke Bandung.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Pasangan Dani dan Masitoh itu disebut Lilis selalu membuat masalah.
Setiap datang ke rumahnya, Lilis dan Dani kerap bertengkar.
Sudah satu tahun Masitoh dan suaminya hidup di jalan setelah tempat mereka bekerja bangkrut.
"Mesin jahit diambil bos, jadi bingung kerjaan enggak ada. Yang ngajak hidup di jalan, saya. Kami turun ke jalan yang penting ada buat makan. Ada yang ngasih kami terima, enggak ada yang ngasih, kami jalan," ujar Masitoh saat ditemui di tempat karantina, di Kantor Desa Pananjung, Kecamatan Canggunga, Kabupaten Bandung, Minggu (9/5/2021).
Baca juga: TERUNGKAP Masitoh Mengaku BUKAN MUDIK Gombong-Bandung, tapi Sengaja Jalan Kaki untuk Cari Uang
Selama hidup di jalan, Masitoh dan Dani kerap berpindah-pindah.
Mereka keliling dari Bandung, Karawang, Tegal, Gombong, sebelum kembali ke Bandunglagi.
Pada akhirnya Masitoh mengakui dia tidak mudik dari Gombong ke Cangkuang.
Ia dan suaminya dengan membawa kedua anaknya sengaja melakukan perjalanan untuk menghidupi keluarga.
Mereka berjalan kaki dan menumpang kendaraan untuk mencari pekerjaan.
Menurut Masitoh, baru sekitar seminggu lalu, mereka kembali melakukan perjalanan.
Masitoh menjelaskan rute perjalanan sebelum mereka viral mudik jalan kaki.
"Kami dari sini (Cangkuang) ke Cimindi naik angkot. Dari Cimindi naik kereta api ke Purwakarta. Purwakarta-Bandung, ongkosnya cuman Rp 7 ribu. Lalu dari Purwakarta ke Cikarang. Mulai dari Cikarang, kami jalan (kaki)," kata Masitoh.
Setelah itu, kata Masitoh, dari Cikarang, mereka menuju Cikampek, Karawang, Subang, dan Indramayu.
"Di Indramayu kami dapat tumpangan dinaikkan ke bus. Ditanya tujuannya mau ke mana, kalau sebutin jauh-jauh kasihan orang itu, jadi saya sebut yang dekat saja ke Tegal, ongkos Rp 100 ribu," tuturnya.