Gempa Bumi
Indonesia Punya 295 Sesar Aktif, Tiga di Antaranya di Jawa Barat, Bisa Terjadi Gempa Bumi Besar
Indonesia memiliki 295 sesar aktif yang perlu diwaspadai. Selain itu, masih banyak sesar lain yang aktif, tapi belum masuk daftar.
TRIBUNJABAR.ID - Indonesia memiliki 295 sesar aktif yang perlu diwaspadai. Selain itu, masih banyak sesar lain yang aktif, tapi belum masuk daftar.
Hal itu dikatakan Kepala Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (8/5/2021).
"Ada 295 segmen, itu yang terbukti aktif, yaitu memiliki magnitudo tertarget, memiliki laju geser. Jumlahnya segitu," kata Daryono.
Baca juga: Gempa Bumi Landa Sumatera Barat, BMKG Sebut Guncangan Gempat Terasa di Empat Kota
Sesar-sesar lain belum masuk daftar karena belum ada bukti pergeseran, data geodesi, dan kegempaan yang lengkap.
Menurut Daryono, Kalimantan, yang dianggap aman dari gempa, pun memiliki tiga sesar yang perlu diwaspadai.
"Sesar Kalimantan yang benar-benar kredibel itu ada tiga, yaitu Sesar Meratus di Kalimantan Selatan, Sesar Mangkalihat di Kalimantan Timur, dan Sesar Tarakan," kata dia.
"Ketiganya memiliki magnitudo tertarget 7.0," lanjut Daryono.
Daryono menjelaskan, dari 296 sesar tersebut, beberapa di antaranya sangat aktif dan menimbulkan korban jiwa.
Di antaranya adalah Sesar Matano di Morowali, Sesar Naik Flores yang memicu gempa Lombok 2018, Sesar Sumatera, Sesar Cimandiri di Sukabumi, dan Sesar Baribis di sekitar Kuningan yang disebut sangat aktif.
Selain itu, ada juga Sesar Lembang, Sesar Opak Yogyakarta, Sesar Sorong, Sesar Naik Seram, Sesar Palu Koro, dan Sesar Selatan Seram.
Yang Patut Diwaspadai Bukan Hanya Megathrust
Dengan banyaknya jumlah sesar di Indonesia, Daryono meminta agar masyarakat tidak hanya mewaspadai megathrust.
"Memang gempa megathrust itu sumber gempa yang patut kita waspadai karena dapat memicu gempa besar dan tsunami," kata Daryono.
"Sesungguhnya dekat rumah kita, dekat kita tinggal itu ada sesar-sesar aktif yang sebenarnya tidak butuh magnutudo besar, tapi bisa menimbulkan kerusakan dan korban jiwa," ujar dia.
Baca juga: Gempa Bumi Terus Mengancam, Bangunlah Rumah Tahan Gempa, Ini Buku Panduannya
Oleh karena itu, masyarakat harus tetap mewaspadai sesar aktif tersebut dengan cara memahami jalurnya.
