Cerita Ustaz Solmed Melarat Saat Pandemi, Nahan Tangis Ungkap Catatan Utang dan Sulitnya Cari Makan
Ustaz Solmed, suami April Jasmine menahan tangis saat menceritakan hidupnya melarat melewati masa pandemi corona.
Penulis: Widia Lestari | Editor: taufik ismail
TRIBUNJABAR.ID - Pendakwah kondang, Ustaz Solmed menceritakan kepahitan hidupnya melewati masa pandemi corona.
Selama delapan bulan pada 2020, suami April Jasmine ini hidup melarat. Ia sampai menjual mobil sampai pakaian bekas untuk mencari makan untuk keluarga.
Ustaz Solmed juga menceritakan, sampai ada orang yang datang ke rumah membawa tagihan.
Namun, kesulitan finansial yang dialami sang ustaz ini justru membuat dia semakin kuat berkat kebaikan hati sang istri.
April Jasmine tak pelit memberikan uang tabungannya untuk suaminya. Ia merelakan semua uangnya untuk dipakai Ustaz Solmed.
Walaupun begitu, sang ustaz tetap mencatatkannya sebagai utang. Ia bahkan menunjukkan catatan utang yang nilainya mencapai ratusan juta rupiah.
Pengakuan Ustaz Solmed ini disampaikan dalam program AKSI ASIA 2021. Pada acara itu, ia memang mendapatkan kejutan atas kehadiran sang istri.
Dalam kanal Youtube Indosiar yang diunggah 3 Mei 2021, Ustaz Solmed mengaku suka duka bersama istrinya bisa dilewati bersama.
Ia sampai menahan tangis dan suaranya bergetar saat menceritakan ujian yang dia alami saat di masa awal pandemi corona.
Berikut ini curahan hati Ustaz Solmed.
Baca juga: April Jasmin Joget TikTok Rayakan Ulang Tahun, Disorot Tak Pantas Karena Istri Ustaz Solmed
"Saya sampai harus meminjam uang pada April hanya perkara Rp 200 ribu saya pinjam duit di masa pandemi. Saya pinjam uang Rp 500 ribu hanya untuk biaya berobat ibu saya yang saya tidak punya lagi tabungan saat pandemi ini.
Andai saat itu April ketika saya minta lalu mengatakan 'saya enggak punya uang'. Saya tidak punya kuasa apa-apa untuk memaksanya, tapi dia menggunakan semua tabungannya untuk men-support saya agar saya bisa bertahan di tengah kebingungan, kebimbangan, kegalauan.
Pada akhirnya Allah SWT bisa jadi karena doa orangtua, doa kami, doa kita semua, saya dipertemukan dengan Syekh KH Abdul Malik yang kemudian alhamdulillah dengan izin Allah SWT, kami bangkit, kami semangat, dan itu semua adalah ujian.
Delapan bulan kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Peristiwa kemarin dari mulai bulam Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, mobil saya jual. Tagihan orang datang ke rumah, saya pergi hanya untuk mencari buat makan.

Saya temui teman-teman saya, saya jual face shield, jual sarung, saya bawa dagangan pakaian bekas saya, tidak ada yang tahu mungkin satu Indonesia.