Sosok Siti Saroyah, Guru Hamil Ambil Risiko Dilahap Buaya Demi Mengajar, Gaji Turun 3 Bulan Sekali
Guru di Sukabumi menantang maut dilahap buaya demi memberikan ilmu untuk siswanya.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Seli Andina Miranti
Selain risiko dimakan buaya, Siti Saroyah juga mengajar dalam keadaan hamil.
Siti Saroyah tidak menampik masalah mengajar tatap muka di atas perahu terkendala transportasi.
Ia sengaja tidak mengajar di sekolah sebab takut dilarang.
Untuk mencapai Ciloma, ada dua jalan yakni melalui darat dan air.
Bila melalui darat maka Siti Saroyah dan siswanya harus melewati hutan.
"Untuk kesulitan akses ke Ciloma emang kesulitannya di transportasi, ketika jalan darat emang ada jalan darat tapi harus melewati hutan, jalan air kalau posisinya air naik gak bisa berangkat juga.
Terus kemarin kendala gara-gara corona, pembelajaran tidak efektif apalagi kan ditutup, jadi hanya dua sampai 3 hari dalam seminggu, terus untuk semester dua sekarang juga sama, jadi kita harus ngasih soal ke tiap siswa," ujarnya via telepon pada TribunJabar.id, Minggu (2/5/2021).
Mengambil risiko dilahap buaya bukan berarti Siti Saroyah tidak khawatir.
Namun tidak ada cara lain. Siti Saroyah harus 'diam-diam' mengajar agar tidak ketahuan.
"Jadi kesusahannya sinyal, kalau khawatir (sergapan buaya, red) pasti ada karena tidak ada cara lain harus gimana, jadi kita kalau misalkan kemarin di sekolah gak bisa, jadi inisiatifnya itu di atas perahu.
Kemarin kan kita pas belajar di atas perahu itu di Cikaso, kalau di Cikaso terlalu deket dengan jalan kemarin itu kan, takutnya tidak di perbolehkan juga.
Jadi kemarin kita di atas perahu terus di pinggir sungai di bawah pohon," terangnya.
Siti Saroyah memilih mengajar di atas perahu karena siswanya tidak hanya berasal dari wilayah Cibitung.
Mereka juga berasal dari Kecamatan Tegalbuleud.
Lokasi muara Cikaso dipilih karena berada di tengah.
Baca juga: Harus Check Up ke RSHS, Keluarga Guru Susan yang Lumpuh Usai Divaksin Bingung Cari Tempat Singgah