Hasil Melaut di Jakarta Berkurang, Nelayan Cirebon Terpaksa Mudik Lewat Laut, Dua Hari Dua Malam
Nelayan asal Kabupaten Cirebon yang melaut di Jakarta terpaksa mudik lewat laut dua hari dua malam karena tak ada ongkos untuk naik bus
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Sejumlah nelayan asal Desa Bandengan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, menempuh perjalanan laut dari Jakarta pada akhir pekan lalu.
Mereka mudik melalui jalur laut karena mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk ongkos bus sedangkan hasil laut tengah sulit didapat.
Hasan Basri (51), nelayan asal Desa Bandengan, mengakui hingga kini masih ada 20-an kapal nelayan di Jakarta.
Baca juga: Cerita Nelayan Mundu Cirebon yang Nekat Mudik Lewat Laut, Ongkos Bus Mahal dan Lewat Jalan Tikus
Menurut dia, para nelayan tersebut sehari-harinya biasa mencari rajungan di perairan Ibu Kota.
"Kami pulang ke Cirebon naik kapal, karena ongkos bus mahal dan ada berita penyekatan," kata Hasan Basri kepada Tribuncirebon.com, Jumat (30/4/2021).
Ia mengatakan, para nelayan tak ingin gagal pulang sehingga memilih mudik via jalur laut meski risikonya juga tidak mudah.
Sebab, mereka harus mengarungi lautan, menerjang ombak, hingga melawan cuaca yang tak menentu.
Bahkan, para nelayan pun harus menempuh perjalanan selama dua hari dua malam untuk pulang ke Cirebon.
Baca juga: VIDEO-Himpunan Nelayan Sukabumi Datangi DJPT di Gedung KKP Minta Ekspor Benur Berkelanjutan
"Kapal-kapal yang masih di Jakarta punya nelayan Desa Bandengan yang sehari-hari mencari hasil laut di sana," ujar Hasan Basri.
Ia mengakui para nelayan tersebut merasa khawatir tidak dapat kembali ke Cirebon karena ramainya pemberitaan mudik via jalur laut.
Hasan menyampaikan, setelah munculnya pemberitaan itu tidak menutup kemungkinan pihak berwenang bakal melakukan penyekatan di laut.
Pasalnya, pemerintah telah mengeluarkan larangan mudik untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Kami juga rencananya akan berangkat lagi ke Jakarta setelah Lebaran untuk mencari rajungan," kata Hasan Basri.