Terungkap, Sate Lontong yang Tewaskan Bocah 8 Tahun di Bantul Ternyata Isinya Racun
Minggu sore, sebelum tragedi tersebut terjadi, NFP masih terlihat mengikuti kegiatan pengajian di sebuah masjid tak jauh dari tempat tinggalnya.
Pria yang telah memiliki istri dan anak itu sempat menolak mengantar secara offline.
Ia meminta perepuan tersebut memesan melalui aplikasi.
Namun, perempuan yang meminta tolong itu mengaku tidak memiliki aplikasi pesan antar.
"Waktu saya siap-siap jalan, tiba-tiba ada perempuan menghampiri saya."
"Dia minta tolong antarkan paket ke daerah Kasihan ke pak Tomy.
"Saya bilang, pakai aplikasi saja. Terus mbaknya alasannya gak ada aplikasi Ojol," jelasnya.
2. Ditolak Penerima
Sore itu, Bandi bergegas menuju alamat rumah penerima.
Perempuan misterius itu melampirkan nomor telepon Tomy.
"Dia minta offline, ya saya antarkan ke penerima tersebut. Perempuan itu berpesan, pengirim atas nama pak Hamid," ungkap dia.
Singkat cerita, sesampainya di rumah tujuan penerima paket, Bandi lalu menelepon ke nomor kontak bernama Tomy yang diberikan oleh perempuan yang ia temui di masjid.
Telepon Bandi pun direspon oleh Tomy. Saat itu, Tomy sedang berada di luar kota.
Istri Tomy yang berada di rumah enggan menerima paket yang pengirimnya tidak jelas itu.
Apalagi ia tidak merasa memesan makanan.
Melalui telepon, Tomy berkomunikasi dengan Bandi.
"Saya tanya, lah ini paket sudah sampai alamatnya bener, nomornya bener kok ndak diterima. Terus bapaknya bilang, udah dibawa kamu saja pak, buat buka puasa," terang Bandiman.

3. Anak dan Istri Makan Bumbu Sate
Paket sate itu dibawa Bandiman ke rumahnya. Istrinya, Titik Rini dan anaknya, Naba Faiz Prasetya menyantap sate tersebut.
Bandiman dan anak pertamanya juga makan dua tusuk sate ayam itu.
Namun, ia tidak memakan bumbunya.
Naba dan Titik memakan sate beserta bumbunya.
Makanan itu terasa aneh. Tak berselang lama, anak Badiman mengeluh rasa sate yang pahit.
4. Anak Meninggal, Istri Selamat
Anak Badiman mengalami muntah kemudian tidak sadarkan diri.
Sedangkan istrinya mengalami lemas.
"Dia lalu ke dapur dan sudah muntah-muntah. Istri juga muntah-muntah. Pas tak pastikan anak saya sudah tidak sadarkan diri," jelasnya.
Karena panik Bandi kemudian membawa putranya ke rumah sakit terdekat. Sayangnya, NFP sudah tak tertolong lagi.
"Sudah meninggal pas perjalanan ke rumah sakit."
5. Polisi Periksa 4 Saksi
Jajaran Polsek Sewon untuk sementara waktu masih melakukan penyelidikan untuk memastikan bumbu sate yang dikonsumsi korban.
Makanan yang dikonsumsi Naba sudah dikirim ke Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta untuk diteliti kandungannya.
"Kami masih menunggu hasil laboratorium. Dugaan dari makanan, makanya kami menunggu hasil pemeriksaan makannya. Saat ini masih belum keluar (hasil laboratorium), mungkin tidak lama lagi," kata Kapolsek Sewon, Kompol Suyanto, Selasa (27/04/2021).
Polsek Sewon tidak melakukan autopsi jenazah bocah 8 tahun itu. Hal itu karena pihak keluarga keberatan.
Sembari menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, pihaknya melakukan pendalaman pemeriksaan.
Salah satunya dengan mengambil keterangan dari saksi-saksi.
Hingga saat ini sudah ada sekitar empat saksi yang diperiksa.
Saksi tersebut berasal dari keluarga korban dan juga dari penerima makanan yang asli (Tomy).
"Saksi sudah kami ambil keterangan, dari keluarga korban termasuk orangtua, kemudian penerima makanan itu.
Kan istrinya di rumah, kemarin ayah korban kan bertemu dengan istri Tomy dulu sebelum akhirnya dibawa pulang,"terangnya.
Polisi juga juga sudah melakukan olah tempat kejadian perkara, termasuk di lokasi pertama Bandiman, ayah korban menerima pesanan offline.
"Kami sudah cek ke sana dengan INAFIS juga dengan puskemas. Kita cek apakah ada kemungkinan CCTV yang merekam, karena di sana banyak sekali pohon-pohon," tambahnya.