Terungkap, Sate Lontong yang Tewaskan Bocah 8 Tahun di Bantul Ternyata Isinya Racun
Minggu sore, sebelum tragedi tersebut terjadi, NFP masih terlihat mengikuti kegiatan pengajian di sebuah masjid tak jauh dari tempat tinggalnya.
TRIBUNJABAR.ID, BANTUL - NFP, bocah berusia 10 tahun asal Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, meninggal dunia setelah makan sate lontong beracun, Minggu (25/4/2021) kemarin.
NFP, yang merupakan siswa kelas IV SD Muhamadiyah IV Karangkajen, Kapanewon Sewon, meninggal dunia setelah menyantap sate lontong pemberian orang tak dikenal yang diterima oleh sang ayah yang bekerja sebagai pengemudi ojek online (Ojol).
Minggu sore, sebelum tragedi tersebut terjadi, NFP masih terlihat mengikuti kegiatan pengajian di sebuah masjid tak jauh dari tempat tinggalnya.

Magrib, ayahnya pulang membawa makanan berupa sate, tetapi setelah dimakan bersama-sama, sang ibu dan NFP muntah-muntah seperti keracunan.
Ayah NFP, Bandiman, masih terlihat syok menghadapi kenyataan pahit yang menimpa keluarganya, terutama sang anak, pada Minggu petang.
Bocah 8 Tahun Tewas usai Makan Sate, Dibawa Ayahnya yang Ojek Online dari Pesanan Seorang Perempuan
Meski demikian, pria yang akrab disapa Bandi itu bisa menjelaskan kronologi kejadian yang merenggut putra tercintanya.
Semua bermula ketika ia habis istirahat dan menunaikan salat asar di sebuah masjid di Kota Yogyakarta.
Tiba-tiba, Bandi dihampiri oleh perempuan tak dikenal, dimintai tolong untuk mengantarkan sebuah paket berisi sate ke wilayah Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul.
"Ia minta tolong untuk mengantarkan paket ke rumah Pak Tomy di Kasihan. Saya bilang pakai aplikasi saja. Mbaknya beralasan nggak punya aplikasi ojol," jelasnya.
Saat itu juga, Bandi bergegas menuju rumah Pak Tomy, penerima paket yang berlokasi di daerah Kapanewon Kasihan.
"Perempuan tersebut berpesan, pengirim paket makanan sate atas nama Pak Hamid," ungkap Bandi.
Sesampai di rumah tujuan, Bandi menelepon nomor kontak bernama Tomy, yang diberikan oleh perempuan pengirim paket.
Telepon Bandi pun direspons oleh Tomy.
Namun, terjadi proses konfirmasi yang cukup lama karena keluarga Tomy merasa tidak memesan makanan apa pun pada hari itu.
"Saya tanya, paket sudah sampai dan sesuai alamat, tapi kenapa tidak diterima? Bapaknya bilang 'Sudah, dibawa kamu saja buat buka puasa'," terang Bandi.