Racun Apa yang Terkandung di Sate Lontong Maut yang Tewaskan Bocah di Bantul? Sampel Masih Diteliti
Kepala BBTKLPP Yogyakarta Dr. dr Irene Susilo membenarkan adanya kiriman sampel makanan berupa sate bakar oleh pihak kepolisian ke laboratorium BBTKLP
TRIBUNJABAR.ID, BANTUL - Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta masih terus melakukan penelitian kandungan dari sate lontong beracun yang merenggut nyawa seorang anak di Bantul, pada Minggu (25/4/2021) lalu.
Kepala BBTKLPP Yogyakarta Dr. dr Irene Susilo membenarkan adanya kiriman sampel makanan berupa sate bakar oleh pihak kepolisian ke laboratorium BBTKLPP Yogyakarta. racun apa di sate lontong
Sampel sate lontong maut itu diterima beberapa hari yang lalu, dan saat ini proses uji kandungan dari makanan tersebut masih dilakukan oleh petugas laboratorium.
Irene menambahkan, pihaknya belum bisa memberikan penjelasan apa pun karena hasil sampel saat ini belum keluar.
Ditanya adanya kandungan jenis racun tertentu dalam makanan tersebut, dirinya masih belum bisa menyimpulkan.

"Belum ada hasil, gak bisa saya jawab. Nanti kalau hasilnya udah ada, kami juga hanya bisa menginfokan ke pengirim saja," imbuh Irene.
Sementara Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto menambahkan, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan kasus yang merenggut siswa kelas IV sekolah dasar tersebut.
"Belum ada perkembangan, masih ditangani oleh anggota," katanya.
Penuturannya, beberapa saksi dalam kasus ini sudah menjalani pemeriksaan baik keluarga maupun orang yang terlibat lainnya.
"Tapi dari keluarga tidak menghendaki untuk dilakukan autopsi," tambah Yuliyanto.( Tribunjogja.com )
Awal Mula Sate Lontong Maut
NFP, bocah berusia 10 tahun asal Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, meninggal dunia setelah makan sate lontong beracun, Minggu (25/4/2021) kemarin.
NFP, yang merupakan siswa kelas IV SD Muhamadiyah IV Karangkajen, Kapanewon Sewon, meninggal dunia setelah menyantap sate lontong pemberian orang tak dikenal yang diterima oleh sang ayah yang bekerja sebagai pengemudi ojek online (Ojol).
Minggu sore, sebelum tragedi tersebut terjadi, NFP masih terlihat mengikuti kegiatan pengajian di sebuah masjid tak jauh dari tempat tinggalnya.

Magrib, ayahnya pulang membawa makanan berupa sate, tetapi setelah dimakan bersama-sama, sang ibu dan NFP muntah-muntah seperti keracunan.
Ayah NFP, Bandiman, masih terlihat syok menghadapi kenyataan pahit yang menimpa keluarganya, terutama sang anak, pada Minggu petang.
Bocah 8 Tahun Tewas usai Makan Sate, Dibawa Ayahnya yang Ojek Online dari Pesanan Seorang Perempuan
Meski demikian, pria yang akrab disapa Bandi itu bisa menjelaskan kronologi kejadian yang merenggut putra tercintanya.
Semua bermula ketika ia habis istirahat dan menunaikan salat asar di sebuah masjid di Kota Yogyakarta.
Tiba-tiba, Bandi dihampiri oleh perempuan tak dikenal, dimintai tolong untuk mengantarkan sebuah paket berisi sate ke wilayah Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul.
"Ia minta tolong untuk mengantarkan paket ke rumah Pak Tomy di Kasihan. Saya bilang pakai aplikasi saja. Mbaknya beralasan nggak punya aplikasi ojol," jelasnya.
Saat itu juga, Bandi bergegas menuju rumah Pak Tomy, penerima paket yang berlokasi di daerah Kapanewon Kasihan.
"Perempuan tersebut berpesan, pengirim paket makanan sate atas nama Pak Hamid," ungkap Bandi.
Sesampai di rumah tujuan, Bandi menelepon nomor kontak bernama Tomy, yang diberikan oleh perempuan pengirim paket.
Telepon Bandi pun direspons oleh Tomy.
Namun, terjadi proses konfirmasi yang cukup lama karena keluarga Tomy merasa tidak memesan makanan apa pun pada hari itu.
"Saya tanya, paket sudah sampai dan sesuai alamat, tapi kenapa tidak diterima? Bapaknya bilang 'Sudah, dibawa kamu saja buat buka puasa'," terang Bandi.
Setelah pemilik rumah enggan menerima paket misterius tersebut, Bandi kemudian pulang menuju rumah.
Ia membawa serta paket makanan sate kiriman seorang perempuan dan ditolak oleh si penerima itu.
Setiba Bandi di rumah, istrinya bernama Titik Rini dan sang anak, NFP, kemudian membuka paket sate tersebut.
Bandiman beserta istri dan NFP kemudian memakannya bersama-sama.
Tak lama berselang, NFP yang makan begitu lahap mengeluhkan rasa sate yang pahit.
"Pas saya makan nggak apa-apa. Ternyata, racunnya ditaruh di bumbu. Anak saya bilang bumbunya pahit. Ia lalu ke dapur dan muntah-muntah. Istri juga muntah-muntah. Anak saya lantas tidak sadarkan diri," jelasnya.
Karena panik, Bandi membawa putranya ke rumah sakit terdekat, tetapi nyawanya sudah tidak tertolong.
"Meninggal dunia saat perjalanan ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan di laboratorium, racunnya lebih kuat dibanding pupuk pertanian," beber Bandi.
Sontak, kasus kematian NFP gara-gara memakan paket makanan sate misterius pun menarik perhatian.
Diduga, NFP dan ibunya memakan sate yang berisi racun sehingga bereaksi cepat ke dalam tubuh.
Lantas, apa kata ahli forensik UGM, dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF, mengenai kemungkinan racun yang ada di bumbu sate tersebut?
“NFP kemungkinan besar memang meninggal dunia karena racun,” tegas dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF kepada Tribun Jogja, Senin (26/4/2021).
Namun, ia mengaku sulit untuk mengetahui jenis racun apa yang terkandung di sate tersebut jika hanya membaca dari berita.
“Kami harus tahu terlebih dahulu gejalanya. Harus lengkap,” tambahnya.
Gejala itu kemudian dihubungkan dengan hasil pemeriksaan di tubuh korban serta hasil uji sampel dari sisa makanan.
Ditanya apakah mungkin racun yang digunakan mirip dengan sianida, Lipur enggan berspekulasi.
Menurutnya, peristiwa nahas yang menimpa NFP menjadi ranah kepolisian sehingga publik diimbau tidak berasumsi.
"Harus menunggu pernyataan resmi dari aparat. Soal kepastian racun yang ada di bumbu sate, sebaiknya tunggu hasil laboratorium,” tandasnya. (Tribunjogja/Ardhike Indah)
Fakta-fakta Sate Maut
Seorang bocah bernama Naba Faiz Prasetya (8) meninggal dunia setelah makan sate yang dibawa ayahnya dari orang misterius.
Warga Padukuhan Salakan, Kelurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Yogyakarta, itu sempat dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tidak tertolong, Minggu (25/04/2021).
Polsek Sewon sedang menyelidiki kasus ini.
Berikut ini 5 fakta kasus bocah meninggal setelah makan sate yang dikutip dari TribunJogja, Selasa (27/4/2021) pukul 19.50 WIB.
Baca juga: Setelah Menangkap Munarman, Densus 88 Temukan Serbuk Putih Saat Geledah Bekas Markas FPI
1. Pesanan Offline
Berdasarkan keterangan polisi dan ayah korban, Bandiman (36), paket sate itu diberikan oleh seorang perempuan.
Bandi bekerja sebagai driver ojek online.
Saat itu, Bandiman sedang istirahat setelah menunaikan salat Ashar di salah satu masjid di Kota Yogyakarta.
Seorang perempuan tidak dikenal menghampirinya dan mengatakan butuh jasa Bandi.
Bandi dimintai tolong untuk mengantarkan sebuah paket sate bakar ke rumah seseorang bernama Pak Tomy.
Alamat Tomy yang akan dikirimkan paket itu berada di wilayah Kasihan, Kabupaten Bantul.

Pria yang telah memiliki istri dan anak itu sempat menolak mengantar secara offline.
Ia meminta perepuan tersebut memesan melalui aplikasi.
Namun, perempuan yang meminta tolong itu mengaku tidak memiliki aplikasi pesan antar.
"Waktu saya siap-siap jalan, tiba-tiba ada perempuan menghampiri saya."
"Dia minta tolong antarkan paket ke daerah Kasihan ke pak Tomy.
"Saya bilang, pakai aplikasi saja. Terus mbaknya alasannya gak ada aplikasi Ojol," jelasnya.
2. Ditolak Penerima
Sore itu, Bandi bergegas menuju alamat rumah penerima.
Perempuan misterius itu melampirkan nomor telepon Tomy.
"Dia minta offline, ya saya antarkan ke penerima tersebut. Perempuan itu berpesan, pengirim atas nama pak Hamid," ungkap dia.
Singkat cerita, sesampainya di rumah tujuan penerima paket, Bandi lalu menelepon ke nomor kontak bernama Tomy yang diberikan oleh perempuan yang ia temui di masjid.
Telepon Bandi pun direspon oleh Tomy. Saat itu, Tomy sedang berada di luar kota.
Istri Tomy yang berada di rumah enggan menerima paket yang pengirimnya tidak jelas itu.
Apalagi ia tidak merasa memesan makanan.
Melalui telepon, Tomy berkomunikasi dengan Bandi.
"Saya tanya, lah ini paket sudah sampai alamatnya bener, nomornya bener kok ndak diterima. Terus bapaknya bilang, udah dibawa kamu saja pak, buat buka puasa," terang Bandiman.

3. Anak dan Istri Makan Bumbu Sate
Paket sate itu dibawa Bandiman ke rumahnya. Istrinya, Titik Rini dan anaknya, Naba Faiz Prasetya menyantap sate tersebut.
Bandiman dan anak pertamanya juga makan dua tusuk sate ayam itu.
Namun, ia tidak memakan bumbunya.
Naba dan Titik memakan sate beserta bumbunya.
Makanan itu terasa aneh. Tak berselang lama, anak Badiman mengeluh rasa sate yang pahit.
4. Anak Meninggal, Istri Selamat
Anak Badiman mengalami muntah kemudian tidak sadarkan diri.
Sedangkan istrinya mengalami lemas.
"Dia lalu ke dapur dan sudah muntah-muntah. Istri juga muntah-muntah. Pas tak pastikan anak saya sudah tidak sadarkan diri," jelasnya.
Karena panik Bandi kemudian membawa putranya ke rumah sakit terdekat. Sayangnya, NFP sudah tak tertolong lagi.
"Sudah meninggal pas perjalanan ke rumah sakit."
5. Polisi Periksa 4 Saksi
Jajaran Polsek Sewon untuk sementara waktu masih melakukan penyelidikan untuk memastikan bumbu sate yang dikonsumsi korban.
Makanan yang dikonsumsi Naba sudah dikirim ke Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta untuk diteliti kandungannya.
"Kami masih menunggu hasil laboratorium. Dugaan dari makanan, makanya kami menunggu hasil pemeriksaan makannya. Saat ini masih belum keluar (hasil laboratorium), mungkin tidak lama lagi," kata Kapolsek Sewon, Kompol Suyanto, Selasa (27/04/2021).
Polsek Sewon tidak melakukan autopsi jenazah bocah 8 tahun itu. Hal itu karena pihak keluarga keberatan.
Sembari menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, pihaknya melakukan pendalaman pemeriksaan.
Salah satunya dengan mengambil keterangan dari saksi-saksi.
Hingga saat ini sudah ada sekitar empat saksi yang diperiksa.
Saksi tersebut berasal dari keluarga korban dan juga dari penerima makanan yang asli (Tomy).
"Saksi sudah kami ambil keterangan, dari keluarga korban termasuk orangtua, kemudian penerima makanan itu.
Kan istrinya di rumah, kemarin ayah korban kan bertemu dengan istri Tomy dulu sebelum akhirnya dibawa pulang,"terangnya.
Polisi juga juga sudah melakukan olah tempat kejadian perkara, termasuk di lokasi pertama Bandiman, ayah korban menerima pesanan offline.
"Kami sudah cek ke sana dengan INAFIS juga dengan puskemas. Kita cek apakah ada kemungkinan CCTV yang merekam, karena di sana banyak sekali pohon-pohon," tambahnya.(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul BBTKLPP Yogyakarta Masih Teliti Sate Misterius yang Merenggut Nyawa Anak Driver Ojol, https://jogja.tribunnews.com/2021/04/28/bbtklpp-yogyakarta-masih-teliti-sate-misterius-yang-merenggut-nyawa-anak-driver-ojol.
Penulis: Miftahul Huda
Editor: Gaya Lufityanti