Kabar Terbaru Perawat di Palembang, Memar Setelah Dipukuli, Trauma hingga Didampingi Psikolog
Kondisi terbaru perawat CRS (27) disampaikan Direktur RS siloam Sriwijaya, dr Bona Fernando.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID - Perawat RS Siloam Palembang yang dianiaya oleh keluarga pasien mengalami beberapa luka.
Kondisi terbaru perawat CRS (27) disampaikan Direktur RS siloam Sriwijaya, dr Bona Fernando.
Dikutip Sriwijaya Post, Bona mengatakan CRS mengalami memar di sejumlah bagian.
Perawat yang dipukuli tersangka JT berangsur membaik.
Memar di bagian bibir sudah lebih baik namun paha korban kondisinya masih lumayan memar.
"Yang di bibir sudah membaik, untuk di paha masih lumayan. Tapi hari ini saya belum cek lagi ya," ujar Bona Fernando, Sabtu (17/4/2021).
Baca juga: Persatuan Perawat Nasional Akan Kawal Kasus Perawat Dianiaya Keluarga Pasien di RS Siloam Palembang
Memar tersebut diduga akibat tendangan yang dilakukan tersangka JT.
Korban perawat mengalami trauma psikologis dan mendapat dukungan dari rekan-rekannya.
"Iya akibat tendangan. Sedangkan yang lain sudah membaik. Selain itu, kita ada tim psikolog dari RS yang mendampingi korban. Begitu juga rekan-rekan sejawat perawat juga banyak yang memberikan support ke beliau," jelasnya.
Sebab, pasca kejadian kondisi korban mengalami trauma psikis yang harus mendapatkan penanganan intensif.
Pihak RS pun telah memberikan waktu untuk yang bersangkutan beristirahat sembari mendapatkan pendampingan psikolog.
"Kita berikan waktu untuk korban sampai siap bekerja kembali," ujarnya.
Sosok JT yang Memukuli Korban
Pelaku pemukulan perawat RS Siloam Palembang sudah ditangkap Polrestabes Palembang di kediamannya, di Kayuagung, Sabtu (17/4/2021) dini hari.
Pelaku adalah seorang pria berinisial JT. Ia berusia 28 tahun.
Penganiayaan dilakukan kepada perawat RS Siloam Palembang, CRS (27).
JT merupakan pengusaha sparepart mobil dan motor di Kecamatan Kayuagung, Kabupaten OKI (Ogan Komering Ilir).
Ia diketahui melakukan penganiayaan lantaran tersulut emosi melihat anaknya yang dirawat di rumah sakit tersebut menangis.
Anak JT dirawat karena sakit paru-paru.
Baca juga: Penganiaya Perawat di RS Siloam Palembang Pengusaha Spare part Mobil, Ini Katanya usai Ditangkap
Baca juga: Perawat RS Siloam Palembang Dianiaya Karena Bekas Infus Pasien Berdarah, Ditampar & Disuruh Bersujud
Kejadian pemukulan terjadi setelah anak JT selesai dirawat dan lepas infus.
Tangan anak JT berdarah karena digendong setelah infus dilepas.
Saat itu JT sedang tidak ada di lokasi kejadian.
Istri yang menemani anak itu menghubungi JT melalui telepon dan mengatakan tangan anaknya berdarah.
JT mengaku sedang lelah bekerja, ia harus bolak-balik menjenguk anaknya di rumah sakit tersebut.
"Saya emosi hingga nekat mendatangi perawat itu di RS tersebut," ujarnya, Sabtu (17/4/2021), dikutip dari Tribun Sumsel.

JT mengatakan anaknya sudah dirawat empat hari. Ia tersulut emosi ketika mendengar anaknya menangis.
"Anak saya sudah empat hari dirawat di sana dan saya harus bolak balik untuk menjenguknya. Mendengar infus anak saya dilepas hingga anak saya menangis saya tidak terima," katanya.
Sambil menundukan kepala pelaku menyesali perbuatannya.
"Saya emosi sesaat dan saya menyesali perbuatan saya, saya benar-benar minta maaf kepada korban dan pihak RS Siloam," tutupnya.
Baca juga: Karakter Persib Bandung Mulai Terlihat Meski Kesulitan Kembangkan Permainan
Kronologi Versi Polisi
Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Irvan Prawira mengatakan peristiwa itu terjadi berawal korban yang merupakan perawat di RS Siloam Palembang, mencabut infus anak pelaku, karena anak pelaku sudah diperbolehkan untuk pulang.
Sebelumnya, anak JT dirawat di RS Siloam karena menderita sakit paru-paru.
Irvan melanjutkan, setelah korban melepas infus dari tangan anak pelaku saat itu korban sempat berkata kepada istri pelaku, "Jangan dulu digendong bu nanti berdarah."
Namun setelah korban melepas infus tersebut, istri pelaku langsung menggendong anaknya tersebut.

Dan pada saat istri pelaku menggendong anaknya, pada saat itulah tangan anak pelaku berdarah.
Melihat tangan anaknya berdarah, isteri pelaku pun langsung menelpon suaminya (Pelaku-red) yang kebetulan sedang tidak ada di TKP (tempat kejadian perkara).
Tidak lama berselang pelaku pun datang dan langsung marah-marah terhadap korban serta langsung memukul korban.
Melihat korban dipukul pelaku, saat itu teman korban sempat melerai namun pelaku tetap memukuli korban.
Melihat pelaku yang emosi salah satu teman pelaku sempat merekam namun pelaku menghampiri teman korban dan membanting HP teman korban yang merekam kejadian tersebut.
Di saat pelaku bertambah emosi, korban disuruh bersujud dan meminta maaf kepada pelaku lalu disaat itulah pelaku menendang perut korban.
Kemudian di saat itulah ada anggota polri yang datang untuk melerai kejadian tersebut yang kebetulan isteri dari anggota polri tersebut sedang melahirkan.
"Benar pelaku sudah kita amankan tadi malam saat berada di kawasan OKI, begitu keberadaan pelaku JT berhasil diendus, pelaku pun langsung kita jemput (amankan-red), ke Polrestabes, Palembang," ungkap Kapolrestabes, Palembang, Kombes Pol Irvan Prawira, didampingi Kasat Reskrim, Kompol Tri Wahyudi, Sabtu, (17/4/2021).
Ia melanjutkan, hingga saat ini setelah diamankan pelaku koperatif saat dimintai keterangan terkait peristiwa tersebut.
"Koperatif saat diperiksa, pelaku mengaku saat peristiwa itu terjadi dirinya emosi sesaat, melihat kondisi tangan sang anak usai dilepas inpus ada darah dan pelaku juga mengaku panik saat itu," terang Kombes Pol Irvan seperti mengaku JS saat diperiksa.
Selain mengamankan JS, sambung Irvan Pihaknya juga mengamankan barang bukti, berupa, HP, topi dan baju yang gunakannya.
"Atas ulahnya, pelaku dijerat pasal 351 KUHP, dengan ancaman penjara 2,8 tahun," tegasnya.