Sungai Ciseel Meluap, Jembatan Cinta di Ciamis Terancam Putus
Jembatan Cinta yang ada di Desa Ciparay, Cidolog, Ciamis terancam putus karena Sungai Ciseel meluap.
Penulis: Andri M Dani | Editor: taufik ismail
TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS - Meluapnya Sungai Ciseel setelah hujan lebat mengguyur sepanjang sore Rabu (14/4/2021), tidak hanya telah menggenangi 41 rumah, 1 masjid, dan 1 SD di Desa Ciparay, Kecamatan Cidolog pada malam harinya.
Luapan air juga menyebabkan dua jembatan yang berada di Desa Ciparay terancam.
Tanah di sekitar fondasi dua jembatan yang melintas di atas Sungai Ciseel tergerus derasnya luapan Sungai Ciseel.
Baca juga: Deretan Kata-kata Romantis Ucapan Buka Puasa Ramadan, Cocok Dikirimkan ke Pasangan
Baca juga: Bulan Ramadan, Satpol PP Bubarkan Muda-mudi di Majalengka yang Asyik Makan di Tempat Umum
Yakni Jembatan Cinta (jembatan gantung) dan jembatan Ciseel (jembatan permanen).
Kedua jembatan berada d Dusun Ciparay, berjarak sekitar 1 km.
“Fondasi kedua jembatan sudah terancam tergerus luapan Sungai Ciseel. Paling parah jembatan cinta,” ujar Kades Ciparay, Usep, kepada Tribun Kamis (15/4/2021).
Jembatan Cinta merupakan jembatan gantung sepanjang 54 meter berada di Blok Lingga, Dusun Ciparay, RT 04, menghubujngkan Blok Lingga dengan Blok Lintung Picung, Dusun Ciparay.
Diberi nama jembatan cinta karena menjadi tempat favorit anak muda nongkrong.
Jembatan Cinta tersebut berada di belokan arus Sungai Ciseel sehingga fondasinya tak hanya terancam abrasi juga terkikis luapan Sungai Ciseel.
“Khawatir kalau tidak segera diperbaiki, jembatan cinta ini bisa ambruk. Perlu segera dibangun tembok penahan dekat fondasinya,” katanya.
Kondisi serupa juga terjadi di Jembatan Ciseel. Jembatan permanen yang diresmikan tahun 2019 yang berlokasi di Dusun Ciparay tersebut menuut Kuwu Usep juga terancam fondasinya.
Landhop, tanah tebing sekitar fondasi sudah tergerus abrasi dan luapan Sungai Ciseel. Jembatan Ciseel ini menghubungkan Desa Ciparay Cidolog dengan Desa Margajaya Pamarican.
Jalan utama bagi warga Ciparay yang hendak ke Pasar Pamarican.
Luapan Sungai Ciseel Rabu sore juga membuat abrasi makin parah, bagian sawah warga yang berada di sisi anak Sungai Citanduy tersebut hanyut terbawa arus deras.
Luapan Sungai Ciseel juga merendam 64 hektare sawah warga di Dusun Tambaksari, Dusun Pabuaran dan Dusun Ciparay, Desa Ciparay.
Puluhan hektare sawah tersebut sedang berisi tanaman padi yang belum lama ditanam rata-rata sudah memasuki umur dua kali tebar pupuk.
Setidaknya 20 petak kolam warga di tiga dusun tersebut terendam banjir. Ribuan ekor ikan gurame maupun ikan kancra dan ikan lainnya kabur hanyut.
“Ikan gurame nya besar-besar ukuran 3 sampai 5 kg per ekor. Kerugian sampai ratusan juta rupiah,” ujar Kuwu Usep.
Desa Ciparay menurut Kuwu Usep sering dilanda banjir luapan Sungai Ciseel setelah Bendung Gunung Putri dibangun dialiran Sungai Ciseel di Desa Sukajaya, Kecamatan Pamarican tahun 1980-an.
“Sebelum ada bangunan bendungan itu, Ciparay tak pernah kena banjir. Tetapi setelah ada bendungan sering terjadi banjir. Paling parah tahun 2013, puluhan rumah tergenang banjir satu rumah warga hanyut. Tahun 2018, juga terjadi banjir tapi tidak begitu parah hanya belasan rumah yang terendam. Kejadian tadi malam cukup parah,” katanya.
Meski genangan banjir sudah reda, tetapi warga menurut Kuwu Usep masih khawatir kalau hujan lebat kembali turun. Khawatir terjadi banjir susulan.
Warga katanya berharap ada penanganan yang permanen sehingga banjir tidak lagi mengancam Desa Ciparay.
Aliran Sungai Ciseel yang melewati Desa Ciparay tersebut merupakan perpaduan tiga anak sungai dari hulunya. Yakni Sungai Cigerentel, Sungai Cipahitan, dan Sungai Ciseel sendiri.
Hulu sungainya sebagian berada di daerah Tasikmalaya. Dengan kondisi hutan yang terancam dan banyak abrasi serta erosi yang menyebabkan pendangkalan.
“Selain hujannya memang cukup lebat kemarin itu, sungainya juga sudah dangkal karena erosi,” ujar Kuwu Usep.
Warga berharap perlu dilakukan penormalan aliran Sungai Ciseel dan dibuat tanggul permanen sehingga air Sungai Ciseel tidak meluap lagi ke permukiman warga.
“Sekarang memang sudah ada bronjong tetapi kan tidak kuat menahan luapan air. Diharapkan memang dibuat tanggul permanen seperti di Banjar,” ungkapnya.
Hari ini genangan banjir sudah surut dan warga, menurut Kuwu Usep, sudah beraktivitas seperti semula kembali.
Baca juga: Prabowo Bentuk Denwalsus Berjumlah 100 Orang, Kemampuannya Luar Biasa, Dilatih Kopassus di Bandung
Baca juga: Link Live Streaming Persib vs PSS Sleman, Biasa Kerja Sama Besok Kim Akan Saling Jegal dengan Dado