Ramadan 1442 H
TIPS Salat Tarawih Sendiri Supaya Tak Lupa Bacaan dan Rakaat, Terapkan Metode Terpola Berikut ini
Berikut ini Tips mengerjakan salat Tarawih sendiri agar tak lupa bacaan dan tak lupa rakaat dengan membaca surat-surat pendek menggunakan metode
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Widia Lestari
TRIBUNJABAR.ID - Sejak pandemi, sebagian muslim memilih mengerjakan salat Tarawih sendiri di rumah.
Tentu hal ini diperbolehkan dan dianjurkan guna mencegah penyebaran Covid-19.
Namun, berbeda dari salat berjemaah, melaksanakan salat Tarawih sendiri di rumah Anda harus membaca surat-surat yang dihafal.
Karena ada banyak surat-surat Al Quran yang dibaca ketika salat Tarawih.
Baca juga: Keramas di Siang Hari saat Puasa Ramadan Benarkah Makruh Hukumnya? Begini Penjelasan Dalil Hadisnya
Dengan banyaknya surat yang dibaca dan jumlah rakaat yang lebih banyak terkadang membuat Anda lupa rakaat.
Untuk mengatasi hal ini, ternyata ada metode yang bisa diterapkan.
Berikut ini TribunJabar.id rangkum Tips mengerjakan salat Tarawih sendiri agar tak lupa bacaan dan tak lupa rakaat.
1. Membaca surat-surat pendek
Pada dasarnya, semua ayat atau pun surat dalam Al Quran mengandung pahala pokok.
Bagi muslim yang tak hafal keseluruhan surat-surat dalam Al Quran, tentu masih bisa membaca surat-surat yang dihafal.
Paling tidak surat-surat pendek yang terdapat di Juz 30.
Demikian hal ini mempermudah Anda agar lebih leluasa dan kyusuk melafakan bacaan surat ketika salat Tarawih.

2. Menggunakan metode tajziah
Bagi seorang hafiz (penghafal Al Quran) biasanya membaca satu halaman Al Quran di setiap rakaatnya.
Urutan mulai dari awal surat Al Baqarah hingga surat ke 30 puluh (bagi yang mampu).
Nah, teknis ini disebut sebagai tajziah (membaca satu juz) di setiap hari pelaksanaan salat Tarawih.
Dilakukannya metode ini supaya di akhir Ramadhan bisa khatam hingga surat An Nas.
Syekh Ibrahim al-Bajuri mengatakan:
وَفِعْلُهَا بِالْقُرْآنِ فِيْ جَمِيْعِ الشَّهْرِ بِأَنْ يَقْرَأَ كُلَّ لَيْلَةٍ جُزْأً أَفْضَلُ مِنْ تَكْرِيْرِ سُوْرَةِ الرَّحْمَنِ أَوْ هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنْسَانِ أَوْ سُوْرَةِ الْإِخْلَاصِ بَعْدَ كُلِّ سُوْرَةٍ مِنَ التَّكَاثُرِ إِلَى الْمَسَدِّ كَمَا اعْتَادَهُ أَهْلُ مِصْرَ
“Dan melaksanakan tarawih di keseluruhan bulan (Ramadhan), dengan membaca satu juz di setiap malam, lebih utama daripada mengulang-ulang Surat ar-Rahman atau Hal Atâ ‘alal Insan atau Surat al-Ikhlas setelah masing-masing surat mulai dari at-Takatsur sampai al-Masad seperti yang ditradisikan penduduk Mesir,” (Syekh Ibrahim al-Bajuri, Hasyiyah al-Bajuri ‘Ala Ibni Qasim, juz 1, hal. 260).
Syekh Ibnu Hajar al-Haitami menjelaskan landasan keutamaan tajziah dalam al-Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubra sebagai berikut:
وَقَدْ أَفْتَى ابْنُ عَبْدِ السَّلَامِ وَابْنُ الصَّلَاحِ وَغَيْرُهُمَا بِأَنَّ قِرَاءَةَ الْقَدْرِ الْمُعْتَادِ فِي التَّرَاوِيحِ هُوَ التَّجْزِئَةُ الْمَعْرُوفَةُ بِحَيْثُ يُخْتَمُ الْقُرْآنُ جَمِيعُهُ فِي الشَّهْرِ أَوْلَى مِنْ سُورَةٍ قَصِيرَةٍ وَعَلَّلُوهُ بِأَنَّ السُّنَّةَ الْقِيَامُ فِيهَا بِجَمِيعِ الْقُرْآنِ، وَاقْتَضَاهُ كَلَامُ الْمَجْمُوعِ وَاعْتَمَدَ ذَلِكَ الْإِسْنَوِيُّ وَغَيْرُهُ
“Syekh Ibnu Abdissalam, Syekh Ibnus Shalah, dan lainnya berfatwa bahwa membaca kadar bacaan yang ditradisikan di dalam tarawih yang dikenal dengan tajziah, dengan mengkhatamkan keseluruhan Al-Qur’an di dalam satu bulan, lebih utama daripada membaca surat pendek. Para ulama memberikan alasan bahwa kesunnahan di dalam tarawih adalah membaca keseluruhan Al-Qur’an. Hal ini seperti yang ditunjukan oleh statemennya kitab al-Majmu’, dipegangi pula oleh Imam al-Asnawi dan lainnya,” (Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, al-Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubra, juz 1, hal. 184).
Adapun tradisi-tradisi yang berbeda dengan metode tajziah ini, tidak bisa dihukumi makruh, apalagi haram.
Sebab tidak ada larangan khusus dari syariat yang mencegahnya.
Baca juga: Hukum Menggosok Gigi dan Berkumur saat Puasa Ramadan, Apakah Membatalkan Puasa? Begini Penjelasannya
Baca juga: Inilah Golongan Orang yang Wajib Puasa Ramadan dan yang Boleh Tak Puasa Ramadan, Berikut Syaratnya
Baca juga: Ar Rayyan, Pintu Surga dari Allah Khusus untuk Orang Puasa Ramadhan, Ini Pahala Luar Biasa Lainnya
3. Metode terpola
Selain dari metode tajziah, adapula metode terpola yang bisa diterapkan.
Metode terpola ini biasanya dilakukan bagi Anda yang memiliki hafalan surat-surat pendek juz 30.
- Metode terpola pengulangan
Metode terpola artinya Anda bisa mengulang surat Al Ikhlas di setiap rakaat Tarawih.
Syekh Ibnu Hajar menegaska metode pengulangan tidak disunahkan, tidak pula dikatakan makruh.
Ia menegaskan dalam himpunan fatwanya sebagai berikut:
تَكْرِيرُ قِرَاءَةِ سُورَةِ الْإِخْلَاصِ أَوْ غَيْرِهَا فِي رَكْعَةٍ أَوْ كُلِّ رَكْعَةٍ مِنْ التَّرَاوِيحِ لَيْسَ بِسُنَّةٍ، وَلَا يُقَالُ: مَكْرُوهٌ عَلَى قَوَاعِدِنَا. لِأَنَّهُ لَمْ يَرِدْ فِيهِ نَهْيٌ مَخْصُوصٌ
“Mengulang-ulang bacaan surat al-Ikhlas atau lainnya di dalam satu rakaat atau setiap rakaat tarawih tidak sunnah, tidak pula dikatakan makruh sesuai kaidah-kaidah kami, sebab di dalamnya tidak ada larangan khusus” (Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, al-Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubra, juz 1, hal. 184).
- Metode terpola tajziah
Anda bisa melakukan metode tajziah dengan membaca surat pendek Juz 30 secara berutan.
Setiap rakaat salat Tarawih dibaca surat-surat pendek dari surat An Nas sampai surat An Naba.
Begitu pun bisa dikerjakan sebaliknya, dari surat An Naba sampai surat An Nas.
Nah, itu lah beberapa metode yang bisa diterapkan membaca surat-surat pendek saat salat Tarawih.
Banyak ragam “ijtihad” para masyayikh dan kiai dalam memilih bacaan surat salat Tarawih.
Demikian metode di atas hanya saran dan dapat digunakan semampunya dalam melaksanakan salat Tarawih.
Terlebih bagi kalangan masyarakat belum purna hafal surat-surat Al Quran maka dapat membaca surat-surat pendek seperti metode terpola di atas.