Jabar Peringkat 1 Kinerja PPKM Mikro, 3.196 Desa Sudah Zona Hijau, Emil: ''Tak Ada Lagi Zona Merah''

Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kinerja Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro terbanyak di Indonesia.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar
Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam sebuah acara beberapa waktu lalu. ""Tidak ada lagi zona merah di Jawa Barat. Mudah-mudahan seterusnya seperti itu," kata Ridwan Kamil. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kinerja Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro terbanyak di Indonesia.

Hal ini membuat Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus fokus melaksanakan PPKM Mikro sampai tingkat RT untuk memperkecil penyebaran Covid-19.

Dalam angka nasional tersebut, jumlah kinerja PPKM Mikro di Jabar mencapai 1.896.148 kegiatan, disusul oleh Provinsi Bali, DI Yogyakarta, dan Banten.

Baca juga: Korupsi Pungutan Uang Honorer: Mantan Bupati Subang Tak Bisa Tunjukan Bukti Rp 1,5 M dari Jual Tanah

Baca juga: Wanita Hamil 8 Bulan Tewas Mengambang di Kolam, Pertugas Temukan Pakaian Milik Korban

Dalam hal pembentukan posko daerah dalam rangka PPKM Mikro, Jawa Barat membentuk 3.103 posko, terbanyak kedua setelah Jawa Tengah.

"Tidak ada lagi zona merah di Jawa Barat. Mudah-mudahan seterusnya seperti itu. Kita fokus ke level RT, PPKM Mikro. Hasil asesmen nasional tanggal 11 April, produktivitas kinerja dari tim PPKM Mikro di level provinsi, Jawa Barat ini peringkat 1, menandakan semua tim bekerja dengan maksimal," kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Gedung Sate, Rabu (14/4/2021).

Peringkat 1 PPKM Mikro tersebut, katanya, diukur dari 12 indikator produktivitas.

Jawa Barat, kata Ridwan Kamil, tercatat sebagai yang paling rajin melakukan edukasi dan sosialisasi, pembagian masker, penegakan disiplin, pengawasan keluar-masuk wilayah, penyemprotan desinfektan, pemasangan spanduk imbauan, pembubaran kerumunan, penutupan tempat-tempat yang melanggar prokes, pembatas jam malam, percepatan vaksinasi, dan pelacakan kontak tracing.

"Kepada para aparat di Desa, RT, RW, Babinsa, dan Babinkamtibmas, Satpol PP, semua, kinerja terproduktif ini yang diapresiasi pusat harus dipertahankan seterusnya," katanya.

Di sisi lain, katanya, angka keterisian rumah sakit di Jabar juga menurun menjadi tinggal 45 persen.

Hal ini menandakan perawatan warga yang terpapar Covid-19 di Jabar kian turun.

"Tingkat kepatuhan juga di atas 82 persen. Pak Kapolda Jabar sudah menyiapkan juga skenario-skenario penyekatan mudik dari sekarang harus sudah disiapkan sehingga mereka yang melanggar bisa dibalikkanankan," katanya.

Mengenai penambahan kasus harian Covid-19 yang masih terjadi di Jabar, katanya, masih ada saja kesalahan penanggalan data sehingga masih saja tercampur dengan kasus penambahan pada tanggal sebelumnya, disatukan dengan kasus baru.

"Saya tuh sebenernya enggak tertarik membahas kasus harian, ya, karena sampai hari ini masih keneh masalahnya eta bercampur dengan kasus lama."

"Karena kalau membahas yang diumumkan pusat yang tadi itu hampir 40 persen, kadang-kadang setengahnya, pernah 70 persen, masih bercampur dengan kasus-kasus lama, sehingga untuk menjadi ukuran analisis itu susah," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved