Komisi IV : Antisipasi Pergerakan Tanah, Irigasi UPTD Cimanuk – Cisanggarung Perlu Diperbaiki

Irigasi Wilayah UPTD Cimanuk-Cisanggarung yang dibangun pada tahun 1972, memerlukan perbaikan darurat untuk mengantisipasi terjadinya pergerakan tanah

istimewa
Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat Jajang Rohana mengatakan Irigasi Wilayah UPTD Cimanuk-Cisanggarung yang dibangun pada tahun 1972, memerlukan perbaikan darurat untuk mengantisipasi terjadinya pergerakan tanah.  

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat Jajang Rohana mengatakan Irigasi Wilayah UPTD Cimanuk-Cisanggarung yang dibangun pada tahun 1972, memerlukan perbaikan darurat untuk mengantisipasi terjadinya pergerakan tanah

Kondisinya yang sekarang, katanya, dapat menyebabkan terputusnya aliran irigasi untuk 270 hektare lahan pertanian di Kecamatan Cisarua.

“Harapan kami kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk bisa mendorong perbaikan daerah irigasi ini, Karena setelah saya berkoordinasi dengan Kepala UPTD butuh dana untuk Sentig Kiri ini sejumlah Rp 13 miliar, mudah-mudahan ini bisa terealisasi pada perencanaan tahun 2022," ujar Jajang seusai meninjau langsung Daerah Irigasi Sentig, di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang, Selasa (13/4).

Pimpinan dan Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat yang meninjau Irigasi tersebut menyebut bahwa APBD Provinsi Jawa Barat sekitar Rp 40 triliun, sehingga pembangunan infrastruktur pertanian seharusnya bisa teratasi.

“Pembangunan infrasturktur pertanian yang salah satunya itu adalah pembangunan Irigasi, maka kalau irigiasi ini terairi, insyaallah petani itu bisa menanam hingga tiga kali dalam satu tahun, tetapi kenyataannya pada saat ini sawah-sawah mereka tidak ditanami karena tidak terairi," ucapnya.

Disinggung tentang dorongan dan dukungan dari Komisi IV terhadap pembangunan irigasi ini, Jajang mendorong kepada TAPD agar alokasi anggaran diutamakan dulu untuk pembangunan infrastruktur pertanian.

“Kami akan mendorong kepada TAPD dan Kepala BAPPEDA Provinsi Jawa Barat untuk mengalokasikan anggaran khususnya dalam pembangunan infrastuktur pertanian, karena ini sangat mendesak,” ucapnya.

“Mungkin ada ribuan masyarakat yang bergantung kepada irigasi ini, padahal hanya membutuhkan anggaran sebesar Rp 13 miliar, tapi untuk wilayah Sentig Kanan ini lebih luas lagi bisa mengairi sekitar 800 hektare yang membutuhkan dana sebesar Rp 86 miliar. Mudah-mudahan pemerintah pusat juga bisa menurunkan DAK-nya ke irigasi ini sehingga irigasi ini bisa berfungsi kembali," ucapnya.

Dirinya Berharap dengan adanya pembangunan irigasi ini, dapat menjadikan ketahanan pangan Provinsi Jawa Barat dan ketahanan pangan di Indonesia dapat terwujud. (adv)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved