Malam-malam Dedi Mulyadi Datangi Gubuk Gadis yang Viral di Pandeglang, Ini yang Dilakukannya
Dedi Mulyadi menyambangi rumah Siti Nuraida, gadis asal Pandeglang yang viral karena tinggal di gubuk reyot.
Laporan wartawan Tribunbanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan
TRIBUNJABAR.ID, PANDEGLANG - Kisah hidup yang dialami seorang siswi kelas 1 SMK di Pandeglang yang hidup sendiri di sebuah gubuk reyot mengundang perhatian sejumlah pihak.
Orang yang juga bersimpati terhadap Nuraida adalah anggota DPR RI Dedi Mulyadi.
Sejak kecil Siti Nuraida hidup sendiri di sebuah gubuk di Kampung Cimanggu RT 02/01, Desa Cimanggu, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Baca juga: Tata Cara dan Niat Salat Tarawih 8 Rakaat dan Salat Witir 3 Rakaat, Mulai Dilaksanakan Malam Ini
Baca juga: LINK LIVE STREAMING Sidang Isbat Penentuan Awal Puasa Ramadhan 1442 H, Tayang Sekarang!
Pada Sabtu (10/4/2021) malam, Siti Nuraida mendapat tamu tak terduga.
Dedi Mulyadi yang juga mantan bupati Purwakarta mendatangi rumah Nuraida.
Selain berbincang tentang perjalanan hidupnya, gadis yang akrab disapa Aida ini mendapat bantuan sembako dan sejumlah uang dari pemilik channel YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL tersebut.
"Ya, kemarin Pak Dedi datang malam-malam sekali. Kemudian menanyakan alamat tinggal saya dan kebetulan tetangga saya langsung menunjukkan rumah uwak saya," ujar Aida saat ditemui TribunBanten.com di kediamannya, Pandeglang, Senin (12/4/2021).
Aida mengatakan, Dedi Mulyadi memberikan bantuan sembako berupa beras, mi instan, dan lainnya.

Bantuan sembako itu untuk dirinya dan keponakan, Aisyah (8), anak kakak perempuannya, yang dititipkan kepadanya.
"Selain sembako juga ada uang yang diamplopkan senilai Rp 1,5 Juta kepada saya. Uang itu nantinya akan saya gunakan untuk memperbaiki rumah juga, takutnya kurang," ujarnya.
Aida mengatakan, bantuan terus berdatangan kepadanya dalam beberapa hari terakhir ini setelah kisah hidupnya diberitakan di media massa dan viral di media sosial.
Seperti diberitakan TribunBanten.com sebelumnya, Aida tinggal sebatang kara di sebuh gubuk reyot berukuran 6x8 meter persegi peninggalan neneknya sejak usia 3 tahun.
Aida harus menerima kenyataan hidup sebatang kara setelah ibundanya meninggal dunia pada 2005 dan tak lama kemudian ayahnya pergi meninggalkannya karena menikah lagi.
Sejak kecil hingga kini kelas 1 SMK, seorang Aida hidup mandiri di rumah reyot tersebut.