Persib Bandung
Permainan Persib Bandung Menurun di Babak Kedua lawan Persebaya, Robert Alberts Jelaskan Sebabnya
Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, mengakui timnya tampil berbeda di dua babak menghadapi Persebaya Surabaya, Minggu (11/4/2021).
Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, mengakui timnya tampil berbeda di dua babak menghadapi Persebaya Surabaya, Minggu (11/4/2021).
Bermain di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Persib tampil dominan di babak pertama dengan mencetak tiga gol.
Namun, di babak kedua, Persib justru tertekan dengan permainan Persebaya yang mampu memperkecil ketinggalan menjadi 3-2.
Baca juga: Persib Bandung Tetap Latihan Selama Bulan Puasa, Sudah Disiapkan Program Khusus
Baca juga: Hadapi Semifinal Piala Menpora, Persib Bandung Bakal Tambah Pemain, Langsung Menyusul ke Sleman
"Dari sudut pandang teknis, itu dua babak yang berbeda. Jika melihat di babak pertama Persib tampil bagus, mencetak gol yang bagus dan mendominasi," ujar Robert kepada awak media, Senin (12/4).
Sebenarnya, kata pelatih asal Belanda itu, ia sudah mewanti-wanti anak asuhnya untuk berhati-hati dengan daya ledak Bajul Ijo di babak kedua.
Apalagi keluarnya Satria Tama di posisi kiper membuat tim asuhan Aji Santoso itu akan mencoba bermain lebih terbuka untuk mengejar defisit gol.
"Di jeda seusai babak pertama, saya berkata, 'Jika kalian ada di ruang ganti lawan, kalian akan keluar bertanding dengan mental bahwa kalian bermain untuk dua orang' karena mereka kekurangan satu pemain. Dan setiap tim yang kekurangan jumlah pemain itu mencetak gol melalui serangan balik atau set piece," katanya.
"Jadi kami harus menjaga konsentrasi tetap tinggi dan keluar bertanding dengan pemikiran laga ini masih 0-0," katanya.

Robert mengungkapkan, Persib memulai babak kedua sama seperti di paruh pertama.
Hanya saja, kata Robert, terkadang pemain kehilangan energi dan tim lawan mampu memanfaatkannya lewat set piece.
"Itu mengangkat spirit mereka dan satu pemain kami juga dikartu merah. Itu membuat spirit mereka menjadi lebih tinggi lagi karena merasa punya peluang dan itu normal di sepak bola," katanya. (*)