Kisah Penjual Cilok

Masdi Penjual Cilok di Blora Pakai Jas dan Dasi Saat Jualan, Lucu dan Jadi Pusat Perhatian

Masdi tampil necis (nyentrik), menggunakan setelan jas lengkap dan dasi plus peci. Mata pencahariannya sehari-hari memang sebagai penjual pentol.

Editor: Hermawan Aksan
banyumas.tribunnews.com
Masdi sedang melayani konsumen di depan minimarket di Desa Gagaan, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, Kamis (8/4/2021) dini hari. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BLORA - Biasanya, penjual pentol atau cilok pada umumnya mengenakan pakaian biasa-biasa saja ketika berjualan.

Namun Masdi tampil necis (nyentrik), menggunakan setelan jas lengkap dan dasi plus peci.

Mata pencahariannya sehari-hari memang sebagai penjual pentol.

Baca juga: Hari Ini Persib Bandung Naik Bus ke Sleman, Robert Puji-puji Persebaya, Sebut Anggaran Terbatas

Baca juga: RSUD Beli Obat Kedaluwarsa, Bupati Indramayu Harus Tegas, Jangan Ada Kongkalikong

Baca juga: Terlambat Diantisipasi, Pohon Besar di Bandung Tumbang dan Menimpa Dua Mobil hingga Rusak Parah

Namun, Masdi tampaknya tidak mau penampilannya kalah dengan para pejabat pada umumnya.

Masdi bisa dikatakan senior dalam urusan pentol.

Terhitung sudah 31 tahun dia berjualan pentol.

Wilayah teritorial jualannya adalah sebagian Grobogan dan Blora.

Bahkan, sesekali dia merangsek ke wilayah Bojonegoro, Tuban, dan Rembang untuk menjajakan pentolnya.

Masdi dengan busana jas dan dasi saat berjualan di depan minimarket di Desa Gagaan, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, Kamis (8/4/2021) dini hari.
Masdi dengan busana jas dan dasi saat berjualan di depan minimarket di Desa Gagaan, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, Kamis (8/4/2021) dini hari. (banyumas.tribunnews.com)

Saking seniornya dalam urusan pentol, acapkali orang di sekelilingnya memanggil Masdi Pentol.

Lelaki kelahiran 1969 ini memulai karirnya sebagai penjual pentol sejak 1990.

Idenya untuk berjualan pentol itu muncul saat dia merantau di Ibukota, Jakarta.

"Pentol ini saya terinspirasi dari cilok yang khas Jawa Barat."

"Saat merantau di Jakarta dan sekitarnya seringkali ada yang jualan cilok, saya berpikiran untuk jualan di kampung halaman," ujar lelaki asal Dusun Kedungjati, Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, Grobogan, Jawa Tengah, ini kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (8/4/2021).

Awal mula dia jual pentol tidak lantas mengenakan jas lengkap dan dasi.

Pikiran untuk tampil beda nan necis itu muncul 10 tahun terakhir.

Benar saja, saat dia melunasi apa yang dipikirkannya, Masdi selalu menjadi pusat perhatian saat jualan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved