Tanah Longsor dan Banjir di Pulau Adonara Flores Timur, Puluhan Orang Meninggal Dunia
Sebanyak 44 orang meninggal dunia akibat tanah longsor di Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT)
TRIBUNJABAR.ID- Sebanyak 44 orang meninggal dunia akibat tanah longsor dan banjir bandang di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (4/4/2021). Tujuh orang lainnya hilang dan masih dicari.
Cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai banjir bandang yang melanda hampir sebagian besar wilayah NTT dalam tiga hari terakhir menimbulkan korban jiwa.
Berdasarkan informasi terkini dari BPBD Flores Timur, perincian korban meninggal dunia di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, terdiri dari 38 orang di Desa Lamanele, Kecamatan Ile Boleng (total korban meninggal belum dipastikan masih tertimbun lumpur), 5 orang luka-luka, 9 keluarga yang terdiri dari 20 jiwa terdampak.
Di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, 3 orang meninggal dunia, 4 orang luka-luka sudah dirujuk ke puskesmas, 7 orang hilang dan korban luka-luka masih dalam pendataan.
Di Desa Oyang Barang, Kecamatan Wotan Ulumado, 3 orang meninggal dunia, 40 KK terdampak, korban luka-luka masih dalam pendataan.
Sementara puluhan rumah warga tertimbun lumpur di Desa Lamanele, pemukiman warga sekitar hanyut terbawa banjir dan jembatan putus di Desa Waiburak Kecamatan Adonara Timur.
Baca juga: Kapal Tabrakan di Indramayu, 15 Korban Selamat Tiba, Ada Kejanggalan dalam Insiden Itu
Baca juga: Headline Tribun Jabar Hari Ini, Belasan Nelayan Hilang, Tabrakan Kapal di Perairan Indramayu
Bupati Flores, Timur Anton Hadjon, dan Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli, bersama BPBD dan TNI/Polri dan instansi lain sudah turun ke lokasi guna membangun posko penanganan darurat.
Pada hari yang sama, warga dusun Toinunuh, Desa Bena, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten TTS terjebak banjir.
Akibat derasnya aliran air dan tingginya genangan air membuat masyarakat tak bisa bergerak ke mana-mana dan terpaksa berdiam diri di dalam rumah sambil menunggu tim evakuasi.
Andre Manafe, warga Bena mengatakan, ada sekitar 100 lebih kepala keluarga terjebak banjir di dusun Toinunuh, Desa Bena. Ketinggian air mencapai dada orang dewasa.
Banjir di desa bena dipicu tingginya curah hujan yang menyebabkan air kali meluap ke pemukiman masyarakat.
" Baru sekitar 6 KK yang berhasil keluar dari banjir di dusun Toinunuh. Sedangkan 100 KK lebih lainnya masih terjebak, "ujarnya.
Camat Amanuban Selatan, Jhon Asbanu, membenarkan adanya warga dusun Toinunuh yang terjebak banjir.
Baca juga: Hasil dan Klasemen Liga Inggris, Manchester United Jaga Jarak, Tottenham Hotspur Tertahan
Baca juga: Billy Syahputra Dekat dengan Memes Prameswari, Respons Amanda Manopo: Hanya Gimmick!
Forkopimcam Amanuban Selatan sedang berada di lokasi untuk membantu proses evakuasi. Ada sekitar 198 keluarga yang terjebak banjir dan 13 di antaranya sudah berhasil dievakuasi ke kantor desa Bena.
"Kami ada di lokasi guna membantu proses evakuasi. Sudah 13 KK berhasil kita evakuasi. Semoga tidak ada korban jiwa," ujarnya.