Pertamina Balongan Terbakar
Kebakaran di Kilang Pertamina Balongan, Pengamat Duga Ada Sabotase, Tak Percaya kalau Akibat Petir
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, menduga kebakaran ini bukan semata kecelakaan, melainkan disengaja.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA -Sejumlah spekulasi bermunculan menyusul terbakarnya kilang minyak milik PT Pertamina di Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu. Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, menduga kebakaran ini bukan semata kecelakaan, melainkan disengaja.
"Tampaknya, bayangan dan logika saya ke sana (dibakar), tapi masih sekadar dugaan, hipotesis,” ujarnya kepada Tribunnews, saat dihubungi melalui telepon, Selasa (30/3/2021).
Namun, ujar Fahmy, dugaan itu bukan dugaan yang tidak memiliki dasar.
Baca juga: Jadwal dan Klasemen Persib Bandung - Ezra Walian Cium Tato, Semoga Ibu Bahagia di Sana
“Dugaan tadi didasari bahwa sistem pengamanan Pertamina mestinya standar internasional, berlapis, sehingga bisa mencapai zero accident untuk kilang yang strategis," ujarnya.
Fahmy juga menilai, dugaan sementara yang disampaikan PT Pertamina bahwa kebakaran dipicu oleh kilatan petir justru sebagai dugaan yang sulit diterima akal sehat.
"Saya meyakini ada sistem keamanan canggih (yang dimiliki Pertamina di kilang Balongan). Kalau akibat petir, saya tidak percaya," ujarnya.
Dasar kedua dari dugaannya, lanjut Fahmy, adalah sejarah, betapa sulitnya Pertamina membangun kilang, sehingga kali ini kemungkinan juga dipersulit di sisi operasional.
Baca juga: Juventus Keluarkan Daftar Pemain yang Akan Dijual, Tak Ada Nama Cristiano Ronaldo
"Misal di Kilang Cilacap, kerja sama dengan Aramco, setelah lima tahun batal. Di Bontang dengan Oman, setelah setahun, (Oman) bilang tidak layak. Selain itu, di Tuban dengan Rusia (awalnya berjalan lancar, tapi tiba-tiba ada masalah pembebasan lahan, belum dibangun juga," kata Fahmy, yang juga sempat menjadi anggota Tim Antimafia Migas ini.
Dasar hipotesis yang ketiga, kata Fahmy, adalah indikasi mendorong impor bahan bakar minyak (BBM) dengan mencegah Pertamina untuk membangun kilang.
"Sulit dalam membangun kilang. Ketika saya jadi anggota Tim Antimafiamigas, ada indikasi mencegah pembangunan kilang. Tujuannya memperbesar impor BBM, karena dengan adanya kilang, impor BBM berkurang. Mafia migas bermain, untung di impor," tandasnya.
Terlalu dini
Dihubungi melalui telepon, kemarin, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago mengatakan masih terlalu dini untuk menyimpulkan penyebab pasti kebakaran.
"Soal penyebab kebakaran nanti kami dalami lewat penyelidikan. Dari awal kami diinformasikan ada dugaan sementara karena ada pipa yang bocor, ada kebocoran pipa," ujar Kombes Erdi.
Baca juga: Hasil Kualifikasi Piala Dunia, Cristiano Ronaldo Cetak Gol, Bawa Timnas Portugal ke Puncak Klasemen
Dalam penyelidikan ini, kata Erdi, Puslabor Polri dilibatkan, dibantu tim forensik dari Polda Jabar, dan Polres Indramayu.
"Kami masih memantau dari perkembangan yang ada di kilang minyak Balongan. Polisi akan bekerja ketika proses pemadaman tuntas. Ketika semuanya sudah selesai, baru penyidik akan melakukan penyelidikan di lokasi tersebut," ujarnya.
Soal kebocoran pipa yang menyebabkan rembesan, sebelumnya juga diungkapkan Kapolda Jabar, Irjen Pol Ahmad Dofiri, saat berada di lokasi, Senin (29/3). Kebakaran, ujar Kapolda, berawal dari adanya rembesan di salah satu tangki.
"Saat rembesan itu dalam penanganan, ada petir yang menyambar," ujar Kapolda.
Namun, kata Kapolda, pihaknya belum dapat memastikan apakah kebakaran tersebut disebabkan sambaran petir atau hal lain.
"Hal itu nanti akan ditindaklanjuti penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut," ujarnya.
Baca juga: AC Milan Bernapas Lega, Pelatih Timnas Swedia Jelaskan Kondisi Zlatan Ibrahimovic
Dugaan bahwa kebakaran dipicu sambaran petir juga diungkapkan Corsec Subholding Refining and Petrochemical Pertamina, Ifky Sukarya. “Saat itu sedang hujan besar dan diduga ada petir,” kata Ifky, Senin (29/3).
Ledakan dahsyat di kompleks kilang minyak Balongan, Senin (29/3/2021) membuat puluhan orang luka-luka dan ratusan warga dari lima desa mengungsi. Hingga semalam api masih berkobar. Bau asap juga masih tercium dari jauh.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi mengatakan, ada tujuh korban yang mengalami luka berat peristiwa ini. "Mereka sudah dibawa ke Rumah Sakit Pertamina Pusat," katanya.
Selain bersiaga di sekitar kilang minyak yang terbakar, kata Erdi, petugas juga bersiaga di perumahan warga.
"Untuk pengungsi, rumahnya dijaga anggota untuk menghindari hal tidak diinginkan," kata Erdi.
Tingkatkan Pengamanan
Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komisaris Jenderal (Komjen), Arief Sulistyanto, mengatakan akan mengkaji lebih dalam sistem pengamanan di PT Pertamina RU VI Balongan. Komjen Arief Sulistyanto mengatakan, sistem manajemen pengamanan di sana memang harus ditingkatkan.
"Ini agar kita bisa mencegah insiden sekecil apapun," ujarnya saat ditemui di Balongan, kemarin.
Baca juga: Pria 50 Tahun di Pangandaran Ingin Nikahi Gadis 14 Tahun, Terhalang Usia Calon Istri dan Surat Cerai
Peningkatkan manajemen pengamanan ini, kata Arief, juga harus bisa menjamin keamanan masyarakat.
Arief juga mengatakan masih terlalu dini untuk menyimpulkan penyebab kebakaran. Polri, ujarnya, akan fokus dahulu untuk upaya pengamanan, mengingat PT Pertamina RU VI Balongan adalah objek vital nasional yang memasok BBM untuk wilayah Jakarta dan Jawa Barat.
"Saya sebagai Kabaharkam bertugas untuk melakukan asistensi terhadap pemadaman dan pengamanan terhadap objek vital ini, untuk masalah lain-lainnya itu nanti," ujarnya.
(yanuar riezqi yovanda/mega nugraha/handika rahman)