Limbah Kayu di Tangan Meeng Jadi Gitar Bernilai Jual Tinggi, Termasuk dari Pintu Bekas

Limbah Kayu di Tangan Meeng Jadi Gitar Bernilai Jual Tinggi, Termasuk dari Pintu Bekas bisa berubah menjadi sebuah gitar

Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: Januar Pribadi Hamel
Istimewa
MEMBUAT GITAR - Heri Herianto alias Meeng sedang membuat gitar di bengkelnya di Kampung Raweuy, Desa Wargakerta, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya. 

Gitar bukan sekadar alat musik. Lebih dari itu, instrumen musik berdawai itu merupakan karya seni. Heri Herianto alias Meeng sangat menyadari itu. Uniknya gitar buatan Meeng berbahan limbah kayu.

Meeng (48) merupakan perajin atau produsen gitar yang memiliki ciri khas tersendiri. Gitarnya terlihat artistik.

Bukan hanya itu, Meeng juga pembuat gitar yang memanfaatkan limbah kayu sebagai bahan baku.

Pembuat gitar asal Singaparna, Tasikmalaya, ini mengutarakan mulai terjun ke dunia pembuatan gitar.

Dia mulai menggeluti profesinya awal 1998.

Dia mulai tertarik ketika disodori seorang teman sebuah gitar kopong (akustik atau gitar bolong, Red) bekas yang rusak.

Secara kebetulan ia pun menginginkan sebuah gitar, namun tidak memiliki dana. Maka gitar rusak itu ia pelajari susunan konstruksinya untuk kemudian ia tiru dan dibuat baru kembali.   

"Dari situ awal saya tahu dalaman gitar, bahannya triplek," ujar Meeng saat menjadi nara sumber acara Kimi Show di Studio Tribun Jabar, Jumat (26/3) siang.

Kiprah Meeng menjadi perajin gitar terjadi pada 2002. Saat itu, ia membuat gitar dari limbah kayu bekas pintu rumahnya.

Gitar inilah yang dianggap sebagai gitar pertama buatannya. Dia proses murni dari nol hingga selesai dan layak disebut gitar, baik dari sisi desain maupun kualitas suara dan bahan.

Meskipun menggunakan limbah kayu bekas pintu rumah, gitar ini menjadi sebuah karya Meeng pertama yang kelak akan mengubah hidupnya di masa depan.

"Karena dibuat dari bahan pintu rumah inilah, maka merek semua gitar buatan saya diberi nama Tilazo Pantoza yang artinya tilas panto (bekas pintu, Red)," tutur Meeng yang didampingi salah seorang anggota timnya, Anggara Surangga.

Meeng yang mampu mempelajari pembuatan gitar secara autodidak memang tidak memiliki guru pembuat gitar.

Ia sepenuhnya hanya mengandalkan pengamatan dari gitar bekas yang ia peroleh. Setelah itu, dia membuat gitar baru dengan teknik berdasarkan dari apa yang ia lihat semata.

Memang proses ini tidak berjalan mulus karena pada awalnya. Meeng pun kerap menemui kegagalan saat membentuk bodi gitar dan sudah tak terhitung berapa banyak kegagalan yang telah ia dapatkan.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved