Virus Corona di Jabar
Tak Lagi Main-main, Pemkab Majalengka Akan Tutup Desa yang Banyak Kasus Covid-19
Karna memastikan akan memperpanjang pemberlakuan Pembelakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro hingga 5 April mendatang.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Pemerintah Kabupaten Majalengka akan menutup desa yang terdapat banyak kasus Covid-19.
Hal itu ditegaskan Bupati Majalengka, Karna Sobahi kepada awak media, Rabu (24/3/2021).
Karna memastikan akan memperpanjang pemberlakuan Pembelakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro hingga 5 April mendatang.
Ia menyebut tidak akan main-main lagi terhadap desa yang tak patuh dalam penerapan prokes.
"Selama masa PPKM mikro itu, desa dengan kasus positif tinggi akan ditutup atau lockdown," ujar Karna.
Sebagai contoh, kasus desa yang saat ini ditutup adalah Desa Panongan di Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka.
Di sana, tercatat banyak warganya terkonfirmasi positif Covid-19.
"Kita akan menutup rapat-rapat desa atau kecamatan yang betul-betul angka terkonfirmasinya tinggi, kaya Panongan, kita tutup sekarang. Tidak boleh ada yang keluar-masuk (desa). Mereka diminta diam di rumah dalam beberapa hari ini," ucapnya.
Baca juga: VIDEO Bocah Tiga Tahun Membiru Tersambar Petir, Enam Rumah Warga di Desa Cikeusik Kuningan Rusak
Selain memberlakukan lockdown desa, sambung Karna, pengawasan penerapan Protokol kesehatan (Prokes) juga lebih diintensifkan.
Dengan demikian, diharapkan kasus terkonfirmasi di desa itu bisa segera ditekan.
"Lebih mengintensifkan pengawasan mengenai Prokes. PPKM mikro berbasis RT/RW mulai 23 Maret sampai 5 April. Akan memperketat. Diharapkan nanti antara penekanan prokes untuk PPKM berbasis mikro RT/RW dengan vaksin, akan segera bebas," jelas dia.
Baca juga: Deden Noy yang Mahir Main Drum dari Panci dan Ember Dikirimi Drum Set oleh Eks Drummer Dream Theater
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Majalengka Gandana Purwana mengatakan, pihaknya masih melakukan penelusuran terkait kasus terkonfirmasi yang terjadi di Desa Panongan itu.
Setidaknya ada 26 warga Desa Panongan yang terkonfirmasi positif.
"Iya klaster keluarga. Penularannya dari mana, kami masih telusuri," katanya.