Umar Arsal Tegaskan Tak Ada Dinasti di Partai Demokrat Meski SBY, AHY, dan Ibas Punya Posisi Penting

Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terus digoyang. Terbaru, mengenai dinasti trah Susilo Bambang Yudhoyono.

Editor: Giri
(Kompas.com/Robertus Belarminus)
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengukuhkan putranya Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) untuk Pemilukada 2018 dan Pilpres 2019. Sabtu (17/2/2018). AHY merupakan ketua umum Partai Demokrat saat ini. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terus digoyang.

Terbaru, mengenai dinasti trah Susilo Bambang Yudhoyono di Partai Demokrat.

Terpilihnya Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Ketua Umum Partai Demokrat menggantikan ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, memunculkan reaksi beragam di masyarakat.

Agus Harimurti Yudhoyono adalah putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono, dan kakak kandung dari Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas yang merupakan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat.

Itulah, antara lain, yang menyebabkan munculnya istilah politik dinasti di tubuh partai berlambang bintang mercy itu.

 

Namun, Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Politik dan Pemerintahan Umar Arsal membantah anggapan partai politik yang dipimpin Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono itu merupakan dinasti politik.

Umar Arsal dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu (21/3/2021), juga menampik tidak demokratisnya Kongres Partai Demokrat 2020 dengan terpilihnya AHY sebagai ketua umum.

"Siapa bilang politik dinasti, toh semua diserahkan secara demokratis siapa saja yang mau mencalonkan terbuka. Sampai akhir pendaftaran hanya AHY yang ikut dalam kontestan ketum," kata Arsal.

Baca juga: KPU Tetapkan Paslon Ade-Cecep Resmi Pemenang Pilkada Kabupaten Tasik 2020, Pasangan Nomor 4 Absen

Baca juga: DISDIK Jabar Kalah di PTUN Meski Diwakili 14 Kuasa Hukum, Padahal Lawannya Hanya Seorang Guru

Baca juga: Arema FC Tertinggal Dulu, Tak Ada Pemenang pada Laga Pembuka Piala Menpora 2021 di Manahan

Arsal mengatakan, terlalu berlebihan dan mengada-ngada menyebut kongres 2020 yang mengukuhkan AHY sebagai ketua umum sebagai cara yang tidak demokratis.

"Ya saya anggap itu ocehan segelintir orang yang berambisi merebut Partai Demorkat," kata dia.

Arsal menjelaskan, terpilihnya AHY karena keinginan kader di berbagai daerah.

Menurut Arsal, setelah SBY sebagai tokoh yang layak dijual karena popularitas, Partai Demokrat butuh sosok kembali yaitu AHY.

Karena itu, bagi Umar hal yang wajar bilamana di Partai Demokrat butuh sosok yang layak dijual.

"Beli sesuatu saja butuh 'marketing' yang andal agar penjualan laris, jadi Partai Demokrat melakukan hal yang sama. Bayangkan di partai itu tidak hanya program partai yang jual dan juga ketokohan atau figur, dan AHY layak untuk para kader," ucapnya.

Kemudian, menurut Arsal, bila melihat ketokohan DNA kematangan, kader tentunya pasti memilih AHY dibandingkan dengan dengan Marzuki Alie, Jonny Allen, Max Sopacua, dan Moeldoko.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved