WAWANCARA EKSKLUSIF: Dadang Subur Menyesal Kalahkan Pecatur Dunia Levy Rozman, ''Saya Tidak Menang''
Nama Dadang Subur (60) alias Dewa Kipas tiba-tiba mencuat dalam beberapa hari terakhir setelah berhasil mengalahkan pecatur Levy Rozman.
Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: Hermawan Aksan
TRIBUNJABAR.ID - Nama Dadang Subur (60) alias Dewa Kipas tiba-tiba mencuat dalam beberapa hari terakhir.
Keberhasilannya mengalahkan Master Internasional Levy Rozman menjadi pemicu yang membuat nama pensiunan BUMN ini jadi sorotan.
Saat ditemui di rumahnya di Gang Iming, Kota Bandung, Rabu (17/3/2021), Dadang mengungkapkan berbagai kisah dan latar belakang yang membuatnya mampu mengalahkan pecatur profesional itu.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Skuat Persib Bandung: Victor Igbonefo Tenang, Budiman Sempat Bersembunyi
Baca juga: RESMI! Kuliah Tatap Muka Dibolehkan, KBM Tingkat SMA ke Bawah Tetap Daring
Alih-alih merasa bangga, Dadang justru merasa menyesal. Mengapa? Berikut petikan wawancara eksklusif jurnalis Tribun Jabar Kemal Setia Permana dengan Dewa Kipas:
Kabarnya Anda mundur dari dunia percaturan, apakah benar?
Sebenarnya bukan mundur, tapi behenti saja (bermain di aplikasi Chess.com). Alasannya, awalnya setelah kejadian itu (mengalahkan Levy), tiba-tiba saya tidak bisa membuka Chess.com.
Ternyata, kata anak saya (Ali Akbar, Red), aplikasi saya di-banned pihak sana dengan alasan saya menggunakan mesin (saat mengalahkan Levy).

Jadi, setelah itu saya memutuskan berhenti saja main di situ, tapi tidak secara keseluruhan berhenti main catur. Kalau lagi santai mah, ya main catur tetep.
Bisa diceritakan mengenai pertandingan melawan Levy, pecatur dunia yang Anda kalahkan?
Begini, Levy itu pemain hebat, sangat jauh kalau dibandingkan dengan saya. Saya tidak pernah merasa mengalahkan dia.
Saya menang (bertanding) lebih karena Levy melakukan blunder langkah, beberapa kali.
Saat bermain, dia sudah di menit 4, saya masih 3. Saya pikir ya sudahlah saya tidak menyesal kalau harus kalah, asal jangan kalah bangunan (skema permaninan, Red).
Anda juga sudah lihat sendiri bahwa dari permainan, Levy terus menyerang saya, benteng maju ke depan di pertahanan saya.
Saya hanya menggunakan langkah kombi (kombinasi, Red) dan mampu memanfaatkan kesempatan sedikit itu menjadi sebuah keuntungan, ditambah dia melakukan blunder sehingga saya bisa menang.
Tapi sekali lagi, saya tidak merasa menang, hanya memanfaatkan blunder lawan.