SBY Curhat Lewat Puisi, Ini Curhatan Lengkapnya: Sebenarnya, Aku Tak Hendak Meratap

Dalam video tersebut, SBY memberi judul "Kebenaran & Keadilan Datangnya Sering Lambat, Tapi Pasti".

Editor: Ravianto
Istimewa
Ketua Majelis Tinggi Pertimbangan Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengunggah video podcast terbaru pada Kamis (18/3/2021). 

Sebenarnya, aku tak hendak meratap, atau meminta-minta kepada Allah di luar yang seharusnya kumohonkan kepadaNya.

Aku anak desa yang dibesarkan di tanah Pacitan, yang ketika aku remaja penuh dengan tantangan, baik alam maupun kehidupan.

Masa laluku jauh dari kecukupan dan kemudahan. Aku kerap terbanting dalam duka dan nestapa, meski sekejappun tak pernah kufur dari rasa syukur.

Justru dalam usiaku yang memasuki tujuh dasawarsa ini, aku sering mengalami kesulitan bagaimana caraku berterima kasih kepada Sang Khaliq, yang telah memberiku begitu banyak berkah dan anugerah.

Dalam kekhusyukan tafakur yang aku lakukan, tiba-tiba aku terlibat dalam percakapan di lubuk hatiku yang paling dalam.

Tentu aku tidak mampu untuk mengerti dan memahami apakah dialog dalam bathinku ini sebuah tuntunan Illahi.

Atau Allah tengah membukakan pintu kalbuku, dan memintaku untuk menggunakan semua yang telah diberikan kepadaku ~ akal, intuisi dan keyakinan yang kumiliki, dan yang terus aku asah sepanjang perjalanan hidupku.

Dialog dan percakapan bathinpun segera berlangsung. Tak ada emosi, tak ada kegaduhan dan tak ada pula fitnah serta pertengkaran.

Teduh, tulus dan jujur....

"Kenapa kau harus bersedih? Tidakkah cobaan dan ujian begini telah engkau alami berpuluh-puluh kali.

Aku tahu, hari-harimu memang sungguh berat dan seolah awan hitam menyelimuti hidupmu.

Aku tahu di usiamu yang telah memasuki masa senja ini, engkau tak pernah membayangkan bahwa hal begini bakal terjadi.

Hatimu pasti luka, sedih dan terhina. Betapa partai politik yang kau gagas berdirinya, serta pernah kau pimpin dan besarkan, kini harus mendapatkan perlakuan seperti ini.

Sesuatu yang ketika kuasa ada dalam dirimu, ada dalam tanganmu, perlakuan tak terpuji seperti itu tak pernah kau lakukan.

Tapi, itulah hidup. Itulah takdir. Itulah dunia kita.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved