Gempa Bumi
Wilayah Ini Alami Gempa Ribuan Kali, Ahi Geologi Sebut Perlu Diwaspadai, Picu Gunung Api Meletus?
Gempa bisa terjadi dimana saja namun wilayah ini alami gempa hingga 20.000 kali dalam seminggun terakhir
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Selandia Selatan belum lama ini menjadi perhatian setelah gempa bumi berkekuatan M 5,7 mengguncang dekat Semenanjung Reykjanes Islandia.
Bahkan negara ini sempat mengalami gempa lebih dari 20.000 kali dalam seminggu terakhir.
Kondisi ini menjadi perhatian ahli karena kondisi tersebut perlu diwaspadai.
Baca juga: 3 Film Bertema Gempa Bumi, Dibintangi Dwayne Johnson hingga Artis Korea Suzy, Ini Sinopsisnya
Terlebih disebutkan dalam laporan Kantor Meteorologi Islandia (IMO) pada Kamis (4/3/2021) menunjukkan tanda-tanda gempa ini bisa memicu gunung berapi meletus.
Inilah yang juga perlu diwaspadai agar warga setempat bisa siaga serta pemerintah setempat dapat melakukan mitigasi bencana bila benar-benar ada gunung berapi yang meletus.
Dilansir dari Kompas.Com, gempa maraton yang terjadi di Selandia Selatan tersebut adalah lanjutan dari aktivitas seismik yang dimulai pada 24 Februari 2021 ketika gempa bumi berkekuatan M 5,7 mengguncang dekat Semenanjung Reykjanes Islandia, sekitar 32 kilometer dari ibu kota.
Menurut Michigan Technological University, gempa berkekuatan M 5,0 hingga M 5,9 dianggap sedang dan dapat menyebabkan kerusakan ringan pada bangunan.
Baca juga: Gempa Terkini, Ruteng BARU SAJA Diguncang Gempa 4 SM, Gempa Terkuat di 24 Jam Ada di Selatan Bandung
Untungnya, pusat gempa cukup jauh dari kawasan penduduk pulau itu, sehingga tidak ada laporan kerusakan atau cedera pada masyarakat.
Menurut IMO, sebagian besar dari ribuan gempa yang terjadi setelah peristiwa 24 Februari adalah gempa kecil, dengan hanya dua gempa yang tercatat di atas M 5,0.
"Namun, penduduk Reykjavik telah merasakan guncangan setiap hari, mereka kerap terbangun karena gempa bumi," kata Thorvaldur Thordarson, seorang profesor vulkanologi di Universitas Islandia, kepada The New York Times.
"Meski membingungkan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Karena gempa kecil dan sumber gempa cukup jauh, membuat warga Reykjavik tidak terluka" tambah Thordarson.
Dilansir Live Science, Minggu (7/3/2021), IMO juga mengeluarkan peringatan tentang peningkatan risiko tanah longsor di Semenanjung Reykjanes, tetapi tidak ada panduan lebih lanjut untuk penduduk kota.
Baca juga: Cara Berlindung Saat Terjadi Gempa Bumi, Lengkap dengan Doa yang Baik Dipanjatkan Saat Ada Gempa
Di masa lalu, kawanan seismik seperti ini telah diamati sebelum letusan gunung berapi di Islandia selatan.
Menurut IMO, pergerakan magma di perbatasan tempat pertemuan lempeng tektonik Amerika Utara dan Eurasia kemungkinan menyebabkan getaran, yang dapat memicu lima gunung berapi di Semenanjung Reykjanes aktif.
Jika salah satu gunung berapi Islandia selatan benar-benar meletus dalam beberapa minggu mendatang, letusan diharapkan dapat dikelola.
Menurut Thordarson, gunung berapi di selatan Islandia mengalami "denyut" aktivitas setiap 800 tahun atau lebih, dan denyut terakhir terjadi antara abad ke-11 dan ke-13.
"Islandia "tepat waktu" untuk siklus letusan lainnya, tambahnya.
Seperti gempa bumi, letusan potensial ini seharusnya juga menimbulkan sedikit ancaman bagi penduduk Islandia.
Baca juga: Istilah Gempa Bumi, Apa Itu Skala MMI atau Mercalli yang Biasa Digunakan Dalam Pengumuman BMKG?
Letusan semacam itu tidak akan terlihat seperti letusan eksplosif gunung berapi Eyjafjallajökull 2010, yang mengirimkan kolom abu lebih dari 5 mil (9 kilometer) ke langit.
"Fenomena ini memaksa ratusan orang untuk mengungsi dan menghentikan lalu lintas udara Eropa selama enam hari," tulis ahli vulkanologi Dave McGarvie di The Conversation.
"Letusan di barat daya Islandia adalah jenis batuan cair yang disebut basal. Hal ini menghasilkan aliran lava yang bergerak lambat dari kawah dan kerucut yang meledak perlahan," tulis McGarvie, dari Universitas Lancaster di Lancashire, Inggris.
"Di Islandia, ini disebut 'letusan turis' karena relatif aman dan dapat diprediksi."
Saat ini, wisatawan yang memasuki Islandia dikenai masa karantina lima hari karena pandemi COVID-19, jadi pengamat gunung berapi yang berharap akan bergerak cepat, atau puas dengan tampilan webcam.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lebih dari 20.000 Gempa Guncang Islandia, Picu Gunung Berapi Meletus",