Gempa Bumi

Mbah Rono: Gempa Bumi Tak Membunuh, yang Membunuh Infrastrukturnya, Begitu Juga Letusan Gunung . . .

Surono mengatakan, dari tahun ke tahun, bencana geologi seperti gempa bumi, tanah longsor, dan letusan gunung berapi selalu mengakibatkan kerusakan.

Editor: Hermawan Aksan
web
Gempa bumi di Cile 1960. Menurut ahli vulkanologi Surono, gempa bumi tidak membunuh, yang membunuh adalah infrastrukturnya. 

TRIBUNJABAR.ID - Sejumlah wilayah di Indonesia memang berpotensi diguncang gempa bumi besar.

Ahli vulkanologi Surono, atau biasa disapa Mbah Rono, mengatakan, permasalahan utama bencana geologi di Indonesia adalah tata ruang hunian masyarakat, dengan ketahanan konstruksi pada guncangan gempa.

Surono mengatakan, dari tahun ke tahun, bencana geologi seperti gempa bumi, tanah longsor, dan letusan gunung berapi selalu mengakibatkan kerusakan dan memakan korban karena dua hal tersebut.

Baca juga: Gempa Terkini, Ruteng BARU SAJA Diguncang Gempa 4 SM, Gempa Terkuat di 24 Jam Ada di Selatan Bandung

Baca juga: Gempa Ambon 2019 Timbulkan Gempa Susulan Selama 3 Bulan, Dalam 3 Bulan Tahun Ini Sudah 392 Kali

"Gempa bumi tidak membunuh, yang membunuh adalah infrastrukturnya. Letusan gunung berapi tidak mengejar orang, tapi dia datang di tempat dia dulu meletus dan kebetulan di sana sudah dikooptasi oleh orang yang sulit untuk berbagi ruang dan waktu dengan sang tuan rumah yakni gunung berapi itu sendiri," kata Surono dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana, Kamis, 4 Maret 2021.

Menurut Surono, kawasan rawan bencana cenderung merupakan daerah yang subur serta memiliki banyak cadangan air dan pemandangan yang apik.

"Oleh karena itu dia menarik banyak hunian di situ," kata dia.

Menurut Surono, masalah utama pemerintah adalah belum adanya mekanisme pengawasan pada tata ruang masyarakat dan kekuatan infrastruktur pada guncangan.

"Tetapi satu hal, BNPB sudah mengetahui berapa jumlah penduduk di daerah rawan gempa bumi, tsunami, tanah longsor, dan gunung berapi, sudah tahu," ujar Surono.

Ahli vulkanologi Surono alias Mbah Rono
Ahli vulkanologi Surono alias Mbah Rono (Tribunnews.com)

Surono mengibaratkan mekanisme pengawasan itu dengan tim sepak bola.

Dari sisi sumber daya dana dan personel sudah ada, begitu pun penanggulangan bencana sudah baik.

Namun, kekurangannya adalah pada aspek pencegahan bencana.

"Namun ratusan miliar sampai triliunan setiap tahun itu terulang lagi. BNPB seperti punya pemain bek yang gagal membina pemain tengah walaupun pencetak goalnya bagus. Ini jadi tidak goal-goal. Beknya bagus, kiper bagus, tapi pemain tengah kurang lincah," ujar Surono.

Berdasarkan data BNPB, terjadi 236 bencana sampai 31 Januari 2021.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatinkom) BNPB Raditya Jati menyampaikan, sebagian besar bencana terjadi karena pengaruh kondisi hidremeteorologi atau cuaca.

"Data kami menunjukkan bahwa dari kejadian itu, banjir dan tanah longsor menjadi dominan," ujar Rasita, Minggu, 24 Januari 2021.

Berdasarkan data yang sama sepanjang 2021 dampak bencana alam sudah menelan 191 korban meninggal dunia.

Raditya mengatakan, korban terbanyak terjadi pda bencana gempa bumi dan tanah longsor. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com: https://amp.kompas.com/nasional/read/2021/03/04/15513521/mbah-rono-gempa-bumi-tak-membunuh-yang-membunuh-infrastrukturnya?page=all

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved