Masuk Jadi Calon Presiden 2024, Pakar: Ridwan Kamil masih mengkalkulasi untuk 2024
Nama Ridwan Kamil masuk dalam bursa calon presiden 2024 namun pakar menilai Gubernur Jawa Barat itu masih mengkalkulasi untuk 2024
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dalam beberapa pekan terakhir, nama Ridwan Kamil kian sering disebut-sebut dalam dunia politik Tanah Air. Gubernur Jawa Barat ini disebut memiliki elektabilitas tinggi dalam sejumlah survei dan diwacanakan diusung menjadi calon presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Mulai dari isu yang menyatakan akan menjadi kader Partai Golkar, didekati oleh PAN, sempat dikabarkan menjadi kandidat petinggi Partai Demokrat, sampai terakhir dinyatakan berpeluang diusung Partai NasDem, disematkan kepada Ridwan Kamil.
Namun demikian, Ridwan Kamil tampaknya masih berupaya fokus menjalani jabatannya sebagai Gubernur Jabar.
Baca juga: Berawal Dengar Suara Tangisan, Warga Temukan Tengkotak dan Tulang Belulang, Diduga Korban Pembunuhan
Pakar politik dan pemerintahan dari Universitas Padjadjaran, Firman Manan, mengatakan Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini tampaknya sedang memperhitungkan berbagai kemungkinan karier politiknya ke depan.
Pernyataannya yang menyatakan masih fokus menjalankan tugas sebagai Gubernur Jabar, kata Firman, dianggap tepat.
"Setahu saya Kang Emil itu kan politisi yang kalkulatif. Jadi dia sangat mengkalkulasi segala kemungkinan. Kalau saya melihat ya memang sampai hari ini Kang Emil itu di satu sisi dia ada benarnya juga masih fokus mengurus pemerintahan dalam masa krisis yang memang tidak mudah, jadi tidak bisa dibagi-bagi fokusnya," kata Firman melalui ponsel, Minggu (14/3).
Baca juga: Remaja 15 Tahun Tabrak Bocah 6 Tahun yang Sedang Belanja di Minimarket, Tubuhnya Terjepit
Kalkulasi politik di masa sekarang, katanya, memanglah tidak mudah bagi Kang Emil, apakah memilih mengikuti Pilgub atau Pilpres pada 2024. Terlebih kini revisi UU Pemilu tengah dikaji sehingga ada kemungkinan Kang Emil harus memilih ikut Pilpres atau Pilgub pada 2024.
"Yang juga tidak mudah kan karena itu butuh dukungan partai, paling tidak yang sampai saat ini belum tergambarkan. Kalau perlu dukungan partai ya partai mana yang kemudian pas dan memang bisa memberikan insentif politik buat dia," katanya.
Ridwan Kamil yang bukan merupakan kader partai, katanya, memang membuka peluang sejumlah partai untuk mengusungnya dalam Pilpres atau Pilgub sekalipun.
Baca juga: TRAGEDI KELUARGA Ibu-ibu Hamil Tua Tewas dengan Leher Berdarah, Suami Buat Pengakuan Aneh
Berbeda dengan sejumlah kepala daerah yang sudah memiliki partai sehingga kecil kemungkinan bagi partai lain untuk mengusungnya.
"Memang pertama pertanyaannya apakah Kang Emil tertarik untuk 2024. Nah sebagai politisi, saya pikir sesuatu yang wajar ya beliau jadi walikota kemudian naik menjadi gubernur, tidak menutup kemungkinan bahwa ada ketertarikan untuk menjadi presiden. Apalagi sudah ada contoh Presiden Jokowi yang seperti itu. Akan tetapi memang kalau kita lihat 2024 itu masih agak lama dan beliau masih memegang jabatan Gubernur sampai 2023," katanya.
Jika terlalu dini diusung atau bergabung dengan partai, katanya, justru bisa menjadi problem bagi Kang Emil.
Baca juga: Remaja 15 Tahun Tabrak Bocah 6 Tahun yang Sedang Belanja di Minimarket, Tubuhnya Terjepit
Artinya bisa menimbulkan sentimen negatif dari publik atau kalau salah mengambil keputusan justru bisa memperkecil peluang kemenangan.
"Jadi kalau menurut saya sih jawaban dia yang mengatakan bahwa dia masih fokus untuk bekerja supaya kinerjanya dinilai baik oleh publik dan elit-elit politik itu memang jawaban yang pas. Tapi juga tidak bisa dilupakan harus membangun komunikasi politik yang baik dengan partai-partai sepanjang kalau dia memperhitungkan kemungkinan kemungkinan untuk bisa menjadi salah satu kandidat di 2024," katanya.
Mengenai sejumlah partai yang mendekati Kang Emil, Firman mengatakan fenomena tersebut tidak lepas dari sistem yang selama ini diterapkan partai politik, baik di tingkat daerah maupun nasional, yang menjadikan elektabilitas sebagai salah satu ukuran rekruitmen.
Baca juga: Takut Tak Bisa Nonton Ikatan Cinta Karena Mati Listrik, Warga Ramai-ramai Datangi Kades