Bilik Toilet Rasa Telepon Umum di Majalengka, Warga yang Pakai Harus Jaga Kebersihan
Bilik berwarna merah dan sebuah pintu berkaca berada di depannya identik dengan telepon umum asal Kota London
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Eki Yulianto
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Bilik berwarna merah dan sebuah pintu berkaca berada di depannya identik dengan telepon umum asal Kota London, di Inggris sana.
Dan bilik seperti itu ternyata bisa ditemukan di Lapangan Gelanggang Generasi Muda (GGM) di Jalan KH Abdul Halim, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat
Namun berbeda dengan di Inggris, di Majalengka desain bilik warna merah itu bukan untuk telepon umum, melainkan untuk toilet umum.
Desain bilik telepon asal negeri Ratu Elizabeth sendiri dibuat pertama kali pada 1935.
Baca juga: Indonesia Hijab Walk 2021 Digelar untuk Bangun Kembali Perekonomian Para Pegiat Usaha Fashion
Di Majalengka pengunjung akan melihat beberapa bilik telepon yang dijadikan toilet umum.
Pantauan Tribun, bilik toilet itu bentuknya sangat mirip dengan Kiosk 6.
Hanya saja, terbuat dari bahan semen untuk bagian luarnya.
Sedangkan di dalamnya, nuansa berwarna putih begitu kental terlihat.
Mulai dari dinding yang menggunakan keramik hingga closet duduk, semuanya bewarna putih.
Begitupun dengan lampunya.
Dari segi ukuran, bilik toilet itu memiliki tinggi sekitar 4 meter dan lebar 2,5 meter.
Baca juga: Pengemudi Hilang Kendali, Angkot di Nagrak Sukabumi Oleng dan Terperosok ke Sungai
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Agus Tamim mengatakan, toilet tersebut sengaja didesain demikian untuk mengubah kesan kumuh dan jorok terhadap toilet.
"Ingin tempat pembuangan itu menarik. Jangan sampai ada kesan yang namanya pembuangan itu jijik," ujar Agus saat dikonfirmasi, Sabtu (13/3/2021).
"Tim pemda melalui dinas kami berusaha untuk membuat toilet agar didesan sedemikian rupa. Bagaimana agar tempat toilet itu jadi menarik," ucapnya.
Agus berharap, upaya untuk menghadirkan toilet umum dari kesan kumuh dan bau itu, bisa berjalan langgeng.
Untuk mewujudkan harapan itu, tentunya diperlukan peran serta dari semua kalangan, tidak terkecuali warga yang nanti menggunakannya .
"Yang menjaga tidak hanya kita sebagai pengelola, tapi masyarakat juga. Ini yang harus dipahami semua bahwa ini barang publik, milik kita semua. Jangan sampai ada kesan, ah ini mah milik pemerintah daerah. Tanggung jawab pemerintah daerah. Jangan ada kesan itu," jelas dia.
Selain di lapangan GGM, masyarakat yang hendak mencoba toilet umum rasa telepon umum asal Inggris itu bisa ditemui di Taman Raharja.
Namun tetap, penerapan protokol kesehatan dan menjaga kebersihan harus tetap dilaksanakan.