Daerah-daerah yang Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Waspadai Hujan Lebat & Hujan Es

Berikut ini daerah-daerah di Indonesia yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem.

Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Mega Nugraha
Awan gelap disertai petir di langit Purwakarta, Rabu (22/11/2017). 

Dijelaskan juga, salah satu ciri umum kejadian cuaca saat periode peralihan musim adalah adanya perubahan kondisi cuaca yang relatif lebih cepat.

Pada pagi-siang umumnya cerah-berawan dengan kondisi panas cukup terik, diikuti dengan pembentukan awan yang signifkan dan hujan intensitas tinggi dalam durasi singkat yang secara umum dapat terjadi pada periode siang-sore hari.

Selama periode peralihan musim, ada beberapa fenomena cuaca ekstrem yang harus diwaspadai, yaitu:

  • Hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang,
  • Puting beliung,
  • Waterspout,
  • Hujan es.

Miming menambahkan, beberapa kejadian cuaca ekstrem dalam sepekan ini terjadi di berbagai wilayah, seperti hujan es yang terjadi di Bogor, Yogyakarta, dan wilayah lainnya.

Fenomena hujan es merupakan fenomena yang umum terjadi selama periode peralihan musim.

Hal tersebut dipicu oleh pola konvektifitas massa udara dalam skala lokal-regional yang lebih signifikan selama periode peralihan musim.

Hujan es umumnya dapat terjadi dari sistem awan Cumulonimbus (Cb) yang menjulang tinggi dengan kondisi labilitas udara signifikan, sehingga dapat membentuk kristal es di awan dengan ukuran yang cukup besar.

Fenomena downdraft (aliran massa udara turun dalam sistem awan) yang terjadi di sistem awan Cb terutama pada saat fase matang.

"Ini dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar dalam sistem awan Cb tersebut turun ke dasar awan hingga keluar dari awan menjadi fenomena hujan es," tuturnya.

Awan hitam bergelayut di Tarogongkidul, nampak dari Simpang Lima, Kabupaten Garut, Sabtu (29/11/2014).
Awan hitam bergelayut di Tarogongkidul, nampak dari Simpang Lima, Kabupaten Garut, Sabtu (29/11/2014). (TRIBUN JABAR/M SYARIF ABDUSSALAM)

Daerah berpotensi hujan lebat

Kecepatan downdraft dari awan Cb tersebut cukup signifikan sehingga dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara, dan bahkan sampai jatuh ke permukaan bumi masih dalam bentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es.

Miming mengungkapkan, dalam sepekan ke depan, dinamika atmosfer yang diidentifikasi masih dapat berkontribusi cukup signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

"Teramatinya sirkulasi siklonik di Samudera Pasifik Timur Filipina dan di Samudera Hindia sebelah selatan Bali-Nusa Tenggara yang dapat mengakibatkan terbentuknya pola konvergensi dan belokan angin sehingga dapat meningkatkan pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia," ujarnya.

Ia menambahkan, hal tersebut diperkuat dengan adanya fenomena Gelombang Rossby Ekuatorial yang diprediksikan masih cukup aktif di sekitar wilayah Indonesia bagian barat.

Selain itu kondisi labilitas udara lokal yang signifikan juga dapat meningkatkan potensi konvektifitas dan pembentukan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Sumber: Kompas
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved