Kecelakaan Maut di Sumedang
Dishub Jabar: Guard Rail Tidak Cukup Kuat Menahan Bus di Tanjakan Cae, Sumedang
Kepala Dishub Jabar, Hery Antasari, mengatakan, pembatas jalan atau guard rail di Tanjakan Cae sudah terpasang sebelum kecelakaan terjadi.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Guard rail atau pembatas jalan dan rambu-rambu lalu lintas yang sudah terpasang di Jalan Malangbong-Wado, Kabupaten Sumedang, tampaknya belum cukup untuk meminimalisasi kecelakaan di Tanjakan Cae, lokasi kecelakaan maut yang menewaskan 27 orang dalam bus pariwisata, Rabu (10/3) malam.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Hery Antasari, mengatakan, pembatas jalan atau guard rail di Tanjakan Cae sudah terpasang sebelum kecelakaan terjadi.
Hal ini untuk mengantisipasi kecelakaan di kawasan yang memang dikenal rawan kecelakaan tersebut.
Baca juga: Resa Guru Muda Korban Kecelakaan Maut akan Menikah Akhir Tahun, Calon Suami di Korea Nangis Histeris
Baca juga: Polisi Rilis Data Lengkap Korban Bus Maut di Wado, Ini Identitasnya
"Tapi, guard rail ini tidak cukup kuat menahan laju bus, hingga akhirnya bus terjun ke jurang," kata Hery melalui ponsel, Kamis (11/3).
Hery mengatakan tengah berada di lokasi kejadian bersama jajarannya dan instansi terkait lainnya di lokasi kecelakaan, Kamis (11/3) pagi.
Pihaknya melakukan olah tempat kejadian perkara untuk memastikan penyebab kecelakaan di jalur provinsi tersebut.
Olah TKP ini, katanya, akan menjadi bahan evaluasi dinasnya dalam mengambil langkah antisipasi selanjutnya agar kejadian serupa tidak terulang.
Hery nengatakan pihaknya akan mengevaluasi semuanya untuk penanganan jangka pendek hingga jangka panjangnya, termasuk evaluasi keberadaan guard rail, kontur jalan, hingga rambu-rambu lalu lintas yang tersedia.

Pihaknya bahkan membuka opsi terkait rekayasa teknis penanganan Tanjakan Cae yang dikenal rawan kecelakaan itu.
Bahkan, kata Hery, bila memungkinkan, ia akan mengajukan pembangunan jalur penyelamat di Tanjakan Cae seperti di Tanjakan Emen di Kabupaten Subang.
"Semua opsi teknis sedang kami dalami. Bahkan, kalau perlu, kami bangun gate away atau jalur penyelamat tadi. Kita juga akan perbanyak rambu-rambu lalu lintas di sekitar lokasi," katanya.
Mengenai penyebab peristiwa kecelakaan bus maut di Tanjakan Cae tersebut, katanya, masih didalami bersama Kepolisian, Ditjen Hubdat, KNKT, dan Jasa Raharja, melalui rekonstruksi.
Hery mengatakan terdapat sejumlah indikasi terkait penyebab kecelakaan tersebut, salah satunya pemahaman sopir bus tentang kondisi Tanjakan Cae yang merupakan bagian dari jalur alternatif Malangbong-Sumedang.
Menurut Hery, indikasi awal tersebut tidak lepas dari status bus maut yang merupakan bus pariwisata yang tidak rutin melintasi jalur tersebut.