Gempa Bumi
Bangsa Romawi Punya Teknologi Kuno tapi Canggih, Berikan Bangunan Perlindungan dari Gempa Bumi
Pola fondasi di beberapa monumen Romawi utama, seperti Colosseum, memberikan perlindungan terhadap gempa bumi dengan menekuk gelombang seismik.
Dalam beberapa dekade terakhir, penelitian telah mengungkapkan bahwa bangsa Romawi sangat maju dalam sejumlah domain, dari arsitektur hingga teknik, kimia, dan bahkan nanoteknologi!
Struktur beton saat ini biasanya dirancang untuk bertahan antara 100 dan 120 tahun.
Namun, orang Romawi membangun struktur dari beton 2.000 tahun yang lalu yang telah mempertahankan integritas struktural mereka hingga hari ini.
Bangsa Romawi membuat beton dengan mencampur kapur, batuan vulkanik, dan air laut.
Kombinasi ketiganya memicu reaksi kimia di mana kapur memasukkan molekul ke dalam strukturnya dan bereaksi dengan abu untuk menyatukan seluruh campuran menjadi satu.
Beton air laut kuno mengandung struktur kristal Tobermorite yang ideal, yang memiliki kekuatan dan daya tahan lebih besar dari padanan modern yang ada.
Jalan- jalan Romawi adalah prestasi teknik lainnya.
Jaringan jalan mereka mencakup jarak lebih dari 400.000 km dan menyebar di seluruh kekaisaran Romawi yang luas dari Britania Raya di utara ke Maroko di selatan, dan dari Portugal di barat ke Irak di Timur.
Jalan Romawi terdiri dari tiga lapisan - lapisan fondasi di bagian bawah terdiri dari batu, kerikil kasar, batu bata atau tumpukan kayu hancur, lapisan tengah terdiri dari pasir atau kerikil halus, dan lapisan permukaan kerikil, yang kadang-kadang dicampur dengan kapur.
Banyak jalanan yang tetap hingga hari ini.
Mungkin salah satu penemuan paling mengejutkan dari teknologi Romawi adalah Piala Lycurgus, sebuah piala hiasan yang menggambarkan adegan ikonik dengan Raja Lycurgus of Thrace.
Salah satu ciri yang membingungkan para ilmuwan selama bertahun-tahun adalah kenyataan bahwa ketika dinyalakan dari depan, cangkir itu berwarna hijau jade, tetapi ketika dinyalakan dari belakangnya memancarkan darah merah.
Baca juga: GEMPA Sukabumi 10 Maret 2020, Anna Sempat Tertimbun, 760 Rumah Rusak Kala Sesar Citarik Menggeliat
Jawabannya akhirnya terungkap pada tahun 1990.
Para peneliti di Inggris memeriksa pecahan kaca di bawah mikroskop dan menemukan bahwa pengrajin Romawi yang membuat piala adalah pelopor dalam nanoteknologi.
Partikel kecil yang sangat kecil dari perak dan emas ditambahkan ke kaca - partikel yang sangat kecil hanya berdiameter 50 nanometer.