Gempa Bumi
Dalam Sepekan Terakhir, Lebih dari 20 Ribu Gempa Bumi Guncang Islandia, Bisa Picu Gunung Meletus
Dalam sepekan terakhir, wilayah Islandia Selatan dan ibu kota Islandia Revkjavik sudah diguncang lebih dari 20.000 gempa bumi.
TRIBUNJABAR.ID - Dalam sepekan terakhir, wilayah Islandia Selatan dan ibu kota Islandia Revkjavik sudah diguncang lebih dari 20.000 gempa bumi.
Para ahli geologi sangat mewaspadai fenomena ini. Terlebih karena laporan Kantor Meteorologi Islandia (IMO) pada Kamis (4/3/2021) menunjukkan tanda-tanda gempa ini bisa memicu gunung berapi meletus.
Gempa maraton minggu ini adalah lanjutan dari aktivitas seismik yang dimulai pada 24 Februari 2021 ketika gempa bumi berkekuatan M 5,7 mengguncang dekat Semenanjung Reykjanes Islandia, sekitar 32 kilometer dari ibu kota.
Menurut Michigan Technological University, gempa berkekuatan M 5,0 hingga M 5,9 dianggap sedang dan dapat menyebabkan kerusakan ringan pada bangunan.
Baca juga: Gempa Bumi Guncang Bengkulu Malam Ini, Berkekuatan Magnitudo 5,5, Ini Wilayah yang Rasakan Lindu
Untungnya, pusat gempa cukup jauh dari kawasan penduduk pulau itu, sehingga tidak ada laporan kerusakan atau cedera pada masyarakat.
Menurut IMO, sebagian besar dari ribuan gempa yang terjadi setelah peristiwa 24 Februari adalah gempa kecil, dengan hanya dua gempa yang tercatat di atas M 5,0.
"Namun, penduduk Reykjavik telah merasakan guncangan setiap hari, mereka kerap terbangun karena gempa bumi," kata Thorvaldur Thordarson, seorang profesor vulkanologi di Universitas Islandia, kepada The New York Times.
"Meski membingungkan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Karena gempa kecil dan sumber gempa cukup jauh, membuat warga Reykjavik tidak terluka" tambah Thordarson.
Dilansir Live Science, Minggu (7/3/2021), IMO juga mengeluarkan peringatan tentang peningkatan risiko tanah longsor di Semenanjung Reykjanes, tetapi tidak ada panduan lebih lanjut untuk penduduk kota.
Di masa lalu, kawanan seismik seperti ini telah diamati sebelum letusan gunung berapi di Islandia selatan.
Menurut IMO, pergerakan magma di perbatasan tempat pertemuan lempeng tektonik Amerika Utara dan Eurasia kemungkinan menyebabkan getaran, yang dapat memicu lima gunung berapi di Semenanjung Reykjanes aktif.
Jika salah satu gunung berapi Islandia selatan benar-benar meletus dalam beberapa minggu mendatang, letusan diharapkan dapat dikelola.
Menurut Thordarson, gunung berapi di selatan Islandia mengalami "denyut" aktivitas setiap 800 tahun atau lebih, dan denyut terakhir terjadi antara abad ke-11 dan ke-13.
"Islandia "tepat waktu" untuk siklus letusan lainnya, tambahnya.
Seperti gempa bumi, letusan potensial ini seharusnya juga menimbulkan sedikit ancaman bagi penduduk Islandia.
Baca juga: WRSnGen, Alat Deteksi Gempa Bumi dan Tsunami Akan Dipasang di 100 Titik di Indonesia