Penanganan Virus Corona
ASN Karawang Menangis saat Divaksin, Ngaku Takut Jarum Suntik, Rela Dipotong Gaji Agar Tak Disuntik
Sambil menjerit Yelu dibujuk ke meja suntik oleh kawan-kawannya. Bahkan sampai di meja suntik, Yelu menangis menjerit memohon untuk tidak disuntik.
Penulis: Cikwan Suwandi | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Karawang, Cikwan Suwandi
TRIBUNJABAR.ID, KARAWANG - Sempat jongkok di balik tiang aula Husni Hamid Perkantoran Pemkab Karawang, Yelu Manda (38) staf Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Karawang mencoba sembunyi dari giliran suntik vaksin Covid-19.
Ketika petugas kesehatan menyebutkan, nomor urut 414. Tidak kunjung hadir. Kepala BKPSDM Asep Aang Rahmatullah pun segera mencari nomor urut yang disebutkan petugas tersebut yang ternyata Yelu Manda. Yelu pun ditemukan tengah bersembunyi di balik tiang tembok aula.
Ia pun segera membujuknya untuk segera mengikuti suntik vaksin, dengan berbagai alasan agar Yelu mau ke meja suntik vaksin.
Yelu masih terus merajuk. Bahkan ia rela untuk dipotong gajinya asalkan tidak jadi disuntik.
Sambil menjerit Yelu dibujuk ke meja suntik oleh kawan-kawannya. Bahkan sampai di meja suntik, Yelu menangis menjerit memohon untuk tidak disuntik. Ia menjerit kesakitan, padahal jarum yang disuntikan belum menempel ke kulitnya.
"Aduh sakit, aduh sakit, aduh sakit. Jangan bu tolong," teriak Yelu sambil menangis dalam sebuah video yang dikutip Tribun Jabar, Selasa (9/3/2021).
Yelu mengaku, ia sangat takut melihat jarum suntik sejak kecil.
"Bukan sakitnya, saya takut lihat jarum suntiknya," kata Yelu kepada Tribun Jabar.
Baca juga: Sumpah Setia ke AHY, Bupati Lebak Iti Octavia: Santet Banten Akan Dikirim untuk KSP Moeldoko
Ia bercerita, terakhir disuntik saat ia sekolah dasar. Bahkan ia harus melarikan diri hingga terjatuh ke sungai.
"Kalau orang tua tau saya takut jarum. Kalau istri tidak tahu saya fobia jarum," katanya.
Seusai disuntik vaksin Covid-19, Yelu masih membayangkan jarum suntiknya. Untuk efek sampingnya ia hanya merasakan ngantuk dan lapar.
Kepala BKPSDM Karawang, Asep Aang Rahmatullah mengatakan, sedikitnya 1.700 orang ASN. Di hari Senin (8/3/2021) terdapat 400 ASN dan Selasa (8/3/2021) sebanyak 1.300 ASN yang menerima vaksin.
Untuk ASN yang menolak suntik vaksin, pemerintah akan memberikan sanksi teguran tertulis.
"Jadi ASN itu tidak boleh mendapatkan sanksi apapun. Karena akan berpengaruh saat penilaian akan melakukan pensiun nanti," katanya.
Baca juga: Warga Pelosok di Purwakarta Kini Tak Harus Pergi Jauh untuk Dapatkan Pelayanan Kesehatan
Baca juga: Bocah di Sukabumi Dianiaya Ibu Tiri, Bupati Tanggapi Serius: Jangan Jadi Pelampiasan Emosi