Terminal di Cianjur Ini Sudah Ambruk, Tapi Tetap Dipakai Warga Menunggu Bus dan Berjualan
Meski atap bangunan ambruk dan sudah tak layak digunakan, Terminal Rawabango, Cianjur, tetap dipakai menunggu bus dan berjualan.
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: taufik ismail
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Kondisi Terminal Rawabango di Cianjur memprihatinkan.
Bangunan di terminal ini sudah mengalami atap ambruk, tapi tetap digunakan untuk menunggu bus oleh penumpang.
Pedagang juga terlihat masih berjualan di bawah atap yang sudah roboh tersebut.
Baca juga: Kaesang Trending, Pria Kuningan Ini Curi Perhatian, Disebut Mirip, Ternyata Bukan Orang Sembarangan
Baca juga: Trailer Ikatan Cinta Malam Ini 8 Maret, Andin Pura-pura Hilang Ingatan, Bikin Aldebaran Senyum Tipis
Kondisi ambruknya Terminal Rawabango sudah berlangsung sangat lama.
Kondisi diperparah dengan bencana angin puting beliung yang juga menyasar bagian atap terminal.
Sebuah bambu terlihat menyangga bagian atap terminal tersebut.
Saat coba dikonfirmasi, KSO Terminal Rawabango sedang tidak berada di tempat.
Tribunjabar.id lantas mendatangi kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Cianjur.
Tanggung jawab Terminal Rawabango ternyata berada di bawah Bidang Angkutan.
Kepala Bidang Angkutan Dishub Cianjur Hendra Wira Wiharja, menceritakan kenapa Terminal Rawabango di Cianjur yang sudah ambruk tetapi masih dipergunakan.
"Saya masuk ke Dishub setahun lalu, saya juga geli melihat hal itu kenapa fasilitas di Rawabango tersebut belum diperbaiki, ternyata setelah saya telusuri tanahnya masih sengketa, namun tahun lalu sudah putus pengadilan, hasilnya Pemkab harus mengganti rugi ke pemilik," ujar Hendra, di kantor Dishub Cianjur, Senin (8/3/2021).
Hendra mengatakan, ia sudah konfirmasi ke Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) asetnya masih dicicil dan akan dicicil terus setiap tahunnya sampai dengan lunas.
"Kenapa belum bisa dipelihara karena statusnya yang belum jelas maka dinas ragu untuk memperbaiki," katanya.
Hendra mengatakan, dengan adanya putusan tersebut berarti bisa ditarik kesimpulan bahwa Pemkab Cianjur akan menjadikan tempat tersebut sebagai aset hanya belum lunas saja.
"Solusinya kami mengajukan CSR karena anggaran selama Pandemi covid-19 sebagian banyak yang dipangkas," katanya.
Menurutnya, para pedagang sudah diimbau untuk tidak berjualan dan menggunakan fasilitas tersebut namun tak diindahkan.
Baca juga: Teknologi Tahan Gempa Bumi ala Bangsa Romawi Diungkap Peneliti, Namanya Selubung Elektromagnetik
Baca juga: Perut Nadya Mustika Terlihat Buncit, Penampilan Terbaru Curi Perhatian, Berapa Usia Kehamilan?