Gempa Bumi
Telan Banyak Korban, Gempa Bumi Disebut Tidak Membunuh, Ini Kata Ahli vulkanologi Surono
Ahli vulkanologi Surono mengatakan gempa bumi tidak membunuh dan yang membunuh adalah infrastrukturnya
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terjadi 236 bencana sampai 31 Januari 2021 dan sebagian besar bencana terjadi karena pengaruh kondisi hidremeteorologi atau cuaca.
Namun dilihat dari korban, terbanyak terjadi pada bencana gempa bumi dan tanah longsor.
Masih banyaknya korban akibat bencana tersebut, masih menjadi persoalan untuk mitigasi bencana lebih baik lagi.
Baca juga: Indonesia Rentan Bencana, Inilah Hal yang Perlu dan Jangan Dilakukan saat Terjadi Gempa Bumi
Menurut Ahli vulkanologi Surono atau biasa disapa Mbah Rono mengatakan, permasalahan utama bencana geologi di Indonesia adalah tata ruang hunian masyarakat, dengan ketahanan konstruksi pada goncangan gempa.
Dikutip dari Kompas.Com, Surono mengatakan, dari tahun ke tahun, bencana geologi seperti gempa bumi, tanah longsor dan letusan gunung berapi selalu mengakibatkan kerusakan dan memakan korban karena dua hal tersebut.
"Gempa bumi tidak membunuh, yang membunuh adalah infrastrukturnya, letusan gunung berapi tidak mengejar orang, tapi dia datang di tempat dia dulu meletus dan kebetulan di sana sudah dikooptasi oleh orang yang sulit untuk berbagi ruang dan waktu dengan sang tuan rumah yakni gunung berapi itu sendiri," jelas Surono dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana, Kamis (4/3/2021).
Baca juga: Mengapa Sering Terjadi Gempa Bumi di Jepang? Ini Penjelasannya
Surono menyebut, kawasan rawan bencana cenderung merupakan daerah yang subur, memiliki banyak cadangan air, serta pemandangan yang apik.
"Oleh karena itu dia menarik banyak hunian disitu," kata dia.
Menurut Surono, masalah utama pemerintah adalah belum adanya mekanisme pengawasan pada tata ruang masyarakat dan kekuatan infrastruktur pada goncangan.
Baca juga: Teknologi Tahan Gempa Bumi ala Bangsa Romawi Diungkap Peneliti, Namanya Selubung Elektromagnetik
"Tetapi satu hal, BNPB sudah mengetahui berapa jumlah penduduk di daerah rawan gempa bumi, tsunami, tanah longsor, dan gunung berapi, sudah tahu," ujar Surono.
Surono mengibaratkan mekanisme pengawasan itu dengan tim sepakbola.
Dari sisi sumber daya dana dan personel sudah ada, begitu pun penanggulangan bencana sudah baik.
Namun, kekurangannya adalah pada aspek pencegahan bencana.
Baca juga: Dalam 10 Tahun, Berkaitan dengan Gempa Bumi Jepang Timur 240 Orang Bunuh Diri
"Namun ratusan miliar sampai triliunan setiap tahun itu terulang lagi, BNPB seperti punya pemain back yang gagal membina pemain tengah walaupun pencetak goalnya bagus. Ini jadi tidak goal-goal. Back-nya bagus, kiper bagus, tapi pemain tengah kurang lincah," papar Surono.
Diberitakan sebelumnya, berdasarkan data BNPB, terjadi 236 bencana sampai 31 Januari 2021.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatinkom) BNPB Raditya Jati menyampaikan, sebagian besar bencana terjadi karena pengaruh kondisi hidremeteorologi atau cuaca.
Baca juga: Gempa Bumi Hari Ini: Wilayah Bungku, Kabupaten Morowali Diguncang Gempa, Senin 8 Maret 2021 Pagi
"Data kami menunjukan bahwa dari kejadian itu, banjir dan tanah longsor menjadi dominan," ujar Rasita, Minggu (24/1/2021) lalu.
Berdasarkan data yang sama sepanjang 2021 dampak bencana alam sudah menelan 191 korban meninggal dunia.
Raditya mengatakan, korban terbanyak terjadi pdda bencana gempa bumi dan tanah longsor.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mbah Rono: Gempa Bumi Tak Membunuh, yang Membunuh Infrastrukturnya