Tak Ingin Repotkan Anak, Seorang Janda di Pangandaran Ambil Pasir di Sungai untuk Cukupi Kebutuhan
Tidak ingin merepotkan anak, untuk mencukupi kebutuhannya seorang janda di Pangandaran memilih mengambil pasir di sungai untuk dijual.
Penulis: Padna | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna
TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Tidak ingin merepotkan anak, untuk mencukupi kebutuhannya seorang janda di Pangandaran memilih mengambil pasir di sungai untuk dijual.
Meskipun prosesnya lama, Entin Supriatin (55) terhitung sabar dan terus menekuni pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh laki laki.
Selain melalui proses pengayakan, pengambilan pasirnya pun cukup susah, yaitu dengan melalui beberapa tahap dan dikerjakan secara estafet.
Baca juga: Pengamat: Diamnya Jokowi Bisa Dinilai Restui Moeldoko Kudeta Gulingkan AHY dari Ketum Demokrat
Baca juga: Seminggu Pertama Bulan Maret 2021, NTB Sudah Dilanda 121 Kali Gempa Bumi
Dimulai dari mengambil pasir di tengah sungai yang disimpan di bibir sungai, dari bibir sungai dilempar ke atas bibir sungai.
Kemudian pasir itu dilempar lagi ke pinggir jalan yang tujuannya supaya dekat dengan jalan utama, yang dilalui kendaraan roda empat.
Tentu, alat yang digunakan sederhana, hanya menggunakan sekop, alat bangunan yang biasa digunakan oleh para laki-laki.
Untuk mendapatkan Rp 80 ribu, Entin harus meluangkan waktu tiga hari mengumpulkan pasir.
Tiga hari itu Entin baru bisa mengumpulkan kerikil 1/4 kubik dan pasir sekitar 1 kubik lebih atau 1 mobil pikap (kolbak) yang senilai Rp 80 ribu.

Janda asal Cipicung, Desa Karangsari, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, itu mengaku, pekerjaan tersebut dilakukan untuk mencukupi kebutuhan pribadinya.
"Saya tidak ingin merepotkan anak dan cucu. Yang penting ketika tenaga saya masih kuat dan bisa mencari uang, ya saya lakukan," kata Entin saat ditemui Tribunjabar.id di sela-sela mengambil pasir di sungai, Sabtu (6/3/2021).
Entin menuturkan, ia sudah lama ditinggalkan oleh suami dan pekerjaan mengambil pasir itu sudah biasa dilakukan.
Baca juga: PENGANTIN BARU Ribut, Istri Dipukuldan Ditendang Sampai Babak Belur Gara-gara Lupa Pakai Jilbab
Baca juga: Sedang Buat Gula Aren Ditinggal Pergi, Hanya Ada Anak, Rumah Terbakar, Begini Kondisnya
"Meskipun tidak ada suami, saya tidak ingin bergantung kepada orang lain. Yang penting masih diberi kesehatan dan keselamatan, pasti bisa mencari rezeki," ucapnya.
Jika menjual satu mobil pikap, kata Entin, ia bisa mempunyai uang Rp 80, belum sisa ayakan yang kalau dikumpulkan bisa menghasilkan uang juga.
"Ya, lumayan, sisa ayakan pasir atau kerikil (korosok) biasa dijual Rp 60 ribu per mobil pikap," ucap Ia.