Gempa Bumi
Begini Kata BMKG Soal Potensi Gempa Bumi Megathrust dan Tsunami di Indonesia
Potensi gempa bumi megathrust di pantai barat Sumatera dan pantai selatan Jawa saat ini tengah jadi pembicaraan.
Sementara jumlah segmen sesar aktif yang dimiliki Indonesia lebih dari 295 sesar aktif.
Segmentasi megathrust di Indonesia yakni:
- Barat Sumatra ada 6 segmen.
- Selatan Jawa ada 3 segmen.
- Selatan Bali hingga Sumba 1 segmen.
- Utara Sulawesi 1 segmen.
- Laut Maluku 1 segmen.
- Utara Papua 1 segmen.
"Khususnya wilayah selatan Jawa, keberadaan zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia merupakan generator gempa kuat sehingga wajar jika wilayah selatan Jawa merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami," jelas Daryono.
Hal tersebut dibuktikan dengan seringnya Pulau Jawa diguncang gempa.
Berdasarkan data, gempa dengan kekuatan di atas magnitudo 7,0 di Jawa terjadi pada tahun:
- Tahun 1840
- Tahun 1859
- Tahun 1863
- Tahun 1867
- Tahun 1871
- Tahun 1896
- Tahun 1903
- Tahun 1921
- Tahun 1923
- Tahun 1937
- Tahun 1945
- Tahun 1958
- Tahun 1962
- Tahun 1967
- Tahun 1979
- Tahun 1980
- Tahun 1981
- Tahun 1994
- Tahun 2006
Sementara itu, tsunami Selatan Jawa juga pernah terjadi pada tahun 1840, 1859, 1921, 1994, dan 2006.
"Ini menunjukkan bahwa informasi potensi bahaya gempa megathrust yang disampaikan para ahli adalah benar," ujar Daryono.
Baca juga: Seminggu Pertama Bulan Maret 2021, NTB Sudah Dilanda 121 Kali Gempa Bumi
Saran untuk masyarakat
Dia mengingatkan, besarnya magnitudo gempa yang disampaikan para pakar adalah potensi bukan prediksi. Sehingga kapan terjadinya gempa, tidak ada satu orang pun yang tahu.
Dikarenakan setiap gempa dan tsunami tidak memiliki kepastian kapan terjadinya, maka diimbau agar masyarakat melakukan beberapa upaya untuk mengurangi risiko terjadinya bencana, baik secara fisik maupun non-fisik.
"Untuk itu dalam ketidakpastian kapan terjadinya, kita semua harus melakukan upaya mitigasi struktural dan non struktural yang nyata dengan cara membangun bangunan aman gempa, melakukan penataan tata ruang pantai yang aman dari tsunami, serta membangun kapasitas masyarakat terkait cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami," paparnya.
Selain itu, semua informasi terkait potensi gempa dan tsunami harus direspons dengan langkah nyata dengan memperkuat upaya mitigasi bencana.
Tujuannya, meminimalkan dampak sehingga masyarakat dapat hidup dengan selamat, aman dan nyaman meskipun di daerah rawan bencana.
"Yang paling penting dan harus dibangun adalah mitigasinya, kesiapsiagaannya, kapasitas stakeholder dan masyarakat. Selain itu, bagaimana menyiapkan infrastruktur menghadapi gempa dan tsunami," tutup Daryono.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com: https://amp.kompas.com/sains/read/2021/03/05/170200123/mengenal-potensi-gempa-megathrust-dan-tsunami-di-indonesia?page=all