Gempa Bumi
Beberapa Wilayah di Indonesia Berpotensi Alami Gempa dan Tsunami, Ini Cara Ahli Menghitungnya
Dari simulasi potensi yang dibuat para ahli, diharapkan kita semua dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik dan waspada
Selain menjadikan buku Pusgen sebagai reverensi, para ilmuwan juga melakukan simulasi dengan beberapa skenario pemodelan.
"Skenario (pemodelan) yang diambil adalah kemungkinan potensi gempa dan tsunami terburuk.
Seperti di Selatan Jawa kemarin kami menemukan ada potensi gempa besar dengan magnitudo 8,8," papar dia.
Untuk melakukan pemodelan atau simulasi, Widjo dan tim ilmuwan lain memasukkan berbagai macam data ke komputer, sama seperti yang dibuat Jepang, AS, dan lainnya.
Data itu mulai dari kedalaman laut, sumber gempa, bagaimana mekanisme gempanya apakah termasuk gempa dangkal atau tidak, episenter gempa di mana, dan apakah termasuk sesar naik, sesar turun, atau sesar geser.
Baca juga: TERBUKA untuk Lulusan SMA/SMK hingga S1, Lowongan Kerja Besar-besaran di PT Indofood, Daftar di Sini
Widjo mengatakan, parameter-parameter lain juga wajib dimasukkan.
"Dari data kemudian bisa dilihat apakah gempa besar dapat menimbulkan tsunami, jika iya tingginya berapa meter," jelas Widjo.
Dengan persamaan matematik tertentu, model ini juga bisa melihat gelombang air merambat ke arah mana saja dan berapa waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke pantai.
"Nah di pantai tingginya berapa (tsunami), kemudian sampai di pantai berapa menit.
Itu semua kita hitung dan ini simulasi ya," ujar Widjo mengingatkan.
Selain mencari potensi gempa dan tsunami, Widjo menuturkan para ahli juga melakukan kajian bila air masuk ke daratan kira-kira jauhnya berapa kilometer, dan lain-lain.
Dengan ahli membuat simulasi besaran gempa dan tsunami, hal ini akan membantu mereka mengetahui seberapa besar potensi tersebut.
"Walaupun simulasi, jangan sampai salahnya lebih dari 20 persen," ujar Widjo.
Baca juga: Intip Bocoran Ikatan Cinta Malam Ini Sabtu 6 Maret 2021, Elsa dan Nino Mediasi, Al Semakin Khawatir
Dalam melakukan riset, para ahli memiliki prosedur laboratorium dengan berbagai syarat ketat supaya tidak jauh perbedaannya dengan nanti di lapangan.
Syarat itu antara lain, data harus valid dan skenario yang dibangun harus menunjukkan skenario terburuk atau maksimum.