Gempa Bumi
Rawan Gempa Bumi dan Tsunami, Kemenhub Tambah 100 Alat Pendeteksi, Ini Lokasi Prioritas
Kemenhub menambah 100 alat pendeteksi gempa bumi dan tsunami untuk dipasang tahun ini.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Seratus alat pendeteksi gempa bumi dan tsunami akan dipasang pemerintah pusat di tahun ini.
Hal tersebut dikatakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Ia mengatakan, pihaknya menargetkan memasang 100 unit Warning Reciver System New Generation (WRSnGen).
Baca juga: Beda Skala Richter dan Skala Magnitudo, Ukuran Kekuatan Gempa Bumi yang Kita Ketahui Selama Ini
Baca juga: Deretan Fakta Sesar Lembang, Dipantau Sejak 1963 dan 2011 Gempa Bumi Dangkal Sangat Merusak
Alat ini fungsinya mendeteksi terjadinya gempa bumi dan tsunami di Tanah Air.
Budi Karya Sumadi menambahkan, Indonesia sejauh ini baru memasang 316 alat pendeteksi dini bencana yang tersebar di sejumlah wilayah.
"Jadi ini ada satu sistem yang membantu proses pendeteksian dini terkait terjadinya kejadian gempa bumi dan tsunami dan sudah terpasang di 316 lokasi dan tentu 2021 ini akan kami tingkatkan menjadi lebih dari 100," ujar Budi dalam Rapat Koordinasi Nasional BNPB, Kamis (4/3/2021).
Selain memasang WRSnGen, pemerintah juga telah menyediakan 23 Vesel Traffic Service (VTS) di sejumlah titik sebagai alat pendeteksi dini bencana.
Budi menjelaskan, alat ini telah terintegrasi dengan sensor WRSnGen yang terpasang di setiap pelabuhan rawan tsunami.
Selain itu, alat ini juga dapat dimonitor langsung melalui Marine Command Center (MCC) kantor pusat.
Adapun yang menjadi lokasi prioritas dari penggunaan alat tersebut antara lain di Sibolga, Teluk Bayur, Batam, Pulau Baai, Bakauheni, Banten, dan Gilimanuk.
Kemudian, Ketapang, Padangbai, Lembar, Waingapu, Labuan Bajo, Tenau Kupang, Ambon, Dobo, Waisai, Bitung, dan Likupang.
Sebagai langkah membantu BNPB mendeteksi bencana, Kemenhub juga telah menyediakan sejumlah armada.
"Dalam hal upaya membantu kegiatan itu, kami juga menyiapkan seperangkat tim. Di mana paling tidak, 7 kapal kelas I, 15 kapal kelas II, 7 kapal kelas III, 4 kapal kelas IV, dan sejumlah ABK yang memiliki profesionalisme," kata Budi.
Ia menambahkan, sektor transportasi menjadi salah satu sektor yang mempunyai tanggung jawab besar dalam urusan kebencanaan.